JAKARTA, Cobisnis.com – Saham Asia anjlok pada Senin (7/10) akibat meningkatnya ketegangan dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, sementara futures Wall Street justru rebound karena sentimen risiko mulai stabil.
Perdagangan awal pekan ini berjalan volatil karena libur di Jepang dan Amerika Serikat, serta ketidakpastian politik yang masih menyelimuti pasar Asia dan Eropa.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan menerapkan tarif 100% terhadap Tiongkok mulai 1 November, namun di akhir pekan ia meredakan ketegangan dengan mengatakan bahwa AS “tidak ingin menyakiti” Tiongkok.
Sementara itu, Beijing membela kebijakan pembatasan ekspor unsur tanah jarang sebagai bentuk respons terhadap agresi ekonomi AS, tetapi belum menetapkan tarif baru bagi produk AS.
Ekonom utama Goldman Sachs, Jan Hatzius, memperkirakan kedua negara akan memperpanjang jeda tarif hingga lewat 10 November, dengan sejumlah kompromi terbatas dari masing-masing pihak. Namun, ia juga memperingatkan bahwa langkah kebijakan terakhir dari kedua negara meningkatkan risiko potensi pembatasan ekspor yang lebih ketat atau tarif baru sementara waktu.
Di Jepang, kondisi politik menambah tekanan setelah peluang Sanae Takaichi menjadi perdana menteri dari Partai Demokrat Liberal (LDP) tampak meragukan, memicu penguatan tajam yen dan penurunan 5% pada futures Nikkei Jumat lalu.
Pergerakan Pasar Asia:
- Indeks Nikkei (.N225) tutup karena libur, futures naik 1,5% ke 46.770, masih jauh di bawah penutupan tunai 48.088.
- Saham Korea Selatan turun 1,3%, Australia melemah 0,6%.
- Indeks MSCI Asia Pasifik (di luar Jepang) jatuh 1,6%.
- Saham blue chips Tiongkok (.CSI300) melemah 1,3%, meski sektor tanah jarang dan semikonduktor justru menguat berkat data ekspor yang naik 8,3%.
Wall Street Menguat dan Fokus pada The Fed:
Di sisi lain, S&P 500 futures melonjak 1,3%, sementara Nasdaq futures naik 1,8%. Musim laporan keuangan kuartal ketiga dimulai minggu ini, dengan JPMorgan, Goldman Sachs, Wells Fargo, dan Citigroup sebagai pelapor awal. Analis memperkirakan laba perusahaan S&P 500 meningkat 8,8% dibanding tahun lalu.
Di Eropa, EUROSTOXX 50 futures naik 0,4%, DAX menguat 0,5%, dan FTSE 0,1%. Dolar AS stabil di 151,98 yen, sementara euro bertahan di $1,1617. Harga emas naik 0,8% menjadi $4.049 per ons, menyentuh rekor baru $4.059. Harga minyak juga pulih, dengan Brent naik 1,6% ke $63,74 per barel, dan WTI naik 1,6% ke $59,88 per barel.
Pelaku pasar kini menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell di pertemuan tahunan NABE minggu ini, yang bisa memberi sinyal arah kebijakan suku bunga ke depan.














