JAKARTA, Cobisnis.com – Dunia konservasi ternyata juga punya sisi ekonomi yang tak kalah besar dari industri hiburan. Henry Doorly Zoo & Aquarium di Omaha, Amerika Serikat, misalnya, harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 2–2,5 miliar setiap bulan hanya untuk memenuhi kebutuhan pakan ribuan satwanya.
Data keuangan dari lembaga lokal menunjukkan, pada 2017 biaya pakan di kebun binatang ini mencapai US$ 1,1–1,2 juta per tahun. Dengan mempertimbangkan inflasi dan kenaikan harga bahan pakan hingga 2025, nilainya kini diperkirakan naik menjadi US$ 1,6–1,8 juta per tahun, atau sekitar Rp 25–29 miliar jika dikonversi ke rupiah.
Angka itu mencerminkan tingginya beban operasional sektor konservasi modern. Setiap hewan punya kebutuhan berbeda, dari daging untuk predator seperti singa dan harimau, hingga buah dan sayur untuk primata serta herbivora besar seperti gajah dan jerapah.
Logistiknya pun tak sederhana. Semua bahan pakan harus segar, tersimpan dengan suhu ideal, dan disiapkan tiap hari. Proses pengadaan dan distribusi pakan ini menjadi rantai ekonomi tersendiri yang melibatkan ratusan pekerja dan pemasok lokal.
Henry Doorly Zoo dikenal sebagai salah satu kebun binatang dengan koleksi terbesar di dunia, mencakup lebih dari 17.000 satwa dari 962 spesies. Setiap tahun, lembaga ini juga menghabiskan puluhan juta dolar untuk pemeliharaan fasilitas dan perawatan kesehatan hewan.
Pada 2023, total pengeluaran operasional kebun binatang ini tercatat mencapai US$ 72,8 juta. Pakan hewan menjadi salah satu komponen terbesar, di bawah gaji pegawai dan biaya energi.
Secara ekonomi, pengeluaran besar itu berdampak signifikan pada ekosistem lokal. Ratusan pemasok daging, sayuran, dan ikan di wilayah Nebraska mendapatkan kontrak rutin, sehingga industri kecil di sekitar Omaha ikut hidup.
Tak hanya itu, kunjungan wisata ke Henry Doorly Zoo yang mencapai lebih dari 2 juta orang per tahun juga memberikan efek berganda bagi perekonomian lokal, dari hotel, restoran, hingga sektor transportasi.
Kebun binatang ini menjadi contoh bagaimana lembaga konservasi bisa berperan ganda: melindungi satwa sekaligus menggerakkan roda ekonomi daerah.
Dalam skala global, model keuangan semacam ini menunjukkan bahwa konservasi satwa bukan sekadar kegiatan sosial, tapi juga investasi jangka panjang yang menopang sektor pariwisata dan ekonomi hijau.














