JAKARTA, Cobisnis.com – BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID melalui PT Freeport Indonesia (PTFI) menghadirkan ekosistem pengolahan emas terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan meresmikan pabrik pemurnian logam mulia di Gresik pada hari ini, Senin, 17 Maret.
Pabrik yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto ini memiliki kapasitas produksi emas sebesar 50 hingga 60 ton per tahun.
Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin menjelaskan, sebagai bagian dari rantai hilirisasi, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), pemegang sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA) dengan kadar kemurnian 99,99 persen akan membangun fasilitas pengolahan dan sertifikasi emas di kawasan JIPPE, Gresik.
“Pabrik ini akan mengolah emas produksi Freeport Indonesia serta menjadi langkah awal dalam membangun Bullion Bank di Indonesia,” ujarnya, Senin, 17 Maret.
Ia menambahkan, pembangunan smelter ini menelan investasi sebesar 4,2 miliar dolar AS, dengan fasilitas pemurnian emasnya sendiri mencapai 630 juta dolar AS atau sekitar Rp 10 triliun.
Maroef juga mengungkapkan bahwa Antam saat ini telah bekerja sama dengan Freeport Indonesia untuk mengoptimalkan pemanfaatan emas domestik dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.
Dengan optimalisasi dan ekspansi fasilitas pengolahan, Antam ke depan diharapkan mampu menyerap seluruh produksi emas Freeport guna memenuhi kebutuhan emas domestik yang mencapai 70 ton per tahun.
“Kami berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan. Peresmian fasilitas PMR ini menjadi bukti MIND ID sebagai penggerak hilirisasi yang menciptakan nilai tambah bagi Indonesia,” kata Maroef.
Lebih lanjut, Maroef menegaskan bahwa hilirisasi dan industrialisasi berbasis bahan baku mineral Indonesia akan berperan besar dalam menggerakkan ekonomi nasional.
“Dengan program strategis ini, Indonesia tidak hanya mampu menghasilkan produk bernilai tambah lebih tinggi, tetapi juga menyerap tenaga kerja, memperkuat infratruktur, dan menggerakkan berbagai sektor ekonomi, baik formal maupun informal, di daerah operasional industri tambang,” pungkasnya.