JAKARTA, Cobisnis.com – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) bersama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melakukan soft launching penggunaan Radio Frequency Identification (RFID) pada unit yang dibawa oleh TMMIN, yaitu Toyota.
Direktur Utama IPCC, Rio T.N Lasse mengapresiasi dan terima kasih kepada TMMIN yang telah mempercayakan penanganan bongkar muatnya kepada IPCC dan implementasi RFID, “Kami sangat berterima kasih kepada TMMIN yang telah mempercayakan kami untuk menangani bongkar muat kendaraan Toyota.
Penggunaan RFID ini merupakan bagian dari perjalanan digitalisasi di Terminal IPCC, di awali dengan implementasi TOS Internasional, Billing engine, dan ERP di tahun 2015. Lalu, dilanjutkan dengan TOS Domestik di tahun 2018 dan berlanjut dengan pengembangan sistem CEISA, Auto NPE, dan Autogate Management System Dashboard di tahun 2021.
“Penggunaan RFID ini mendukung terciptanya Car Logistic Ecosystem yang nanti dapat memberikan nilai tambah tidak hanya pada IPCC namun, juga kepada para pelanggan,” ujar Rio di Jakarta.
Hal senada juga disampaikan oleh Vice President TMMIN, Nandi Julyanto yang turut mengapresiasi kerja samanya dengan IPCC dalam menjalankan Amanah bongkar muat kendaraan TMMIN, “Saya turut bangga dan berterimakasih kepada IKT atas kerjasama yang terjalin selama ini. IKT menjalankan Amanah dengan sangat baik dalam melakukan pelayanan Terminal Handling, terutama pada unit kami.”
“Sebagai pemilik unit kargo Toyota dimana menguasai pangsa pasar otomotif, tentunya kami mengedepankan penggunaan teknologi yang tidak hanya pada setiap unit kendaraan namun, juga dengan sistem alur distribusinya. Adanya penggunaan RFID pada setiap unit kargo Toyota yang diintegrasikan pada sistem IT di Terminal Kendaraan milik IKT diharapkan dapat mempermudah konektivitas pencatatan unit kendaraan lebih akurat,” jelasnya.
Sebelum pengunaan RFID tersebut, pencatatan atas informasi unit kargo kendaraan yang masuk (gate-in) ke Terminal IPCC hingga muat ke Kapal dilakukan denga menggunakan scan informasi VIN dengan menggunakan handheld.
Sebelum adanya RFID informasi terkait kendaraan yang masuk ke dalam terminal dilakukan melalui integrasi data digital sebelum kedatangan ke terminal.
Setelah adanya RFID akurasi terhadap kargo yang masuk semakin meningkat karena selain verifikasi informasi digital dengan menggunakan autogate, verifikasi informasi fisik unit kargo didapatkan dari RFID. Sehingga meningkatkan kepastian terkait informasi unit kargo yang masuk.
Dengan adanya RFID yang saling terintegrasi maka utilisasi penggunaan RFID dapat saling terkoneksi antara sistem pencatatan dari pemilik kargo hingga pencatatan di Bea Cukai.
Pada saat masuk gate terminal, maka spesifikasi unit kendaraan telah terbaca RFID sehingga data-data tersebut masuk ke dalam server RFID yang nantinya akan memberikan data-data terkait unit kendaraan kepada pemilik unit kendaraan, Terminal Kendaraan terkait dengan penempatan unit kendaraan di lahan penumpukan maupun gedung parkir, hingga Bea Cukai.
Adanya penggunaan RFID ini yang merupakan bagian dari Digitalisasi Pelabuhan akan mempermudah konektivitas dan validasi data antar pihak sehingga mengurangi risiko kesalahan pencatatan data kendaraan.
Tentunya keamanan dari pencatatan melalui sistem RFID telah dipertimbangkan untuk mencegah adanya risiko kesalahan maupun gagal sistem serta ancaman dri pihak eksternal.