JAKARTA,Cobisnis.com – Holding BUMN bidang pertambangan, MIND ID telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengejar target net zero emission (emisi karbon 0%) pada 2060. Strategi itu disiapkan untuk mengejar target jangka pendek, yaitu mencapai pengurangan emisi karbon hingga 20% pada 2030.
Salah satu strategi penurunan emisi karbon yang kini diandalkan adalah penghutanan kembali (reforestasi) kawasan bekas tambang.
Demikian diungkapkan oleh Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan saat berbicara dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama media di Teakyard Resto Solo, Kamis (8/12/2022). Forum ini mengangkat tema Refleksi Industri Pertambangan untuk Indonesia yang Lebih Baik.
Menurut Dany, target mengurangi emosi karbon tidak akan terlepas dari reforestasi. Reforestasi ini memiliki kontribusi yang signifikan untuk menuju net zero emisi.
Hingga 2021, MIND ID sudah merealisasikan program reforestasi ini di 17.267 ha dari total area tambang MIND ID.
“Reforestasi ini adalah instrumen terbanyak dan terbaik untuk menyerap karbon, sehingga kontribusinya sangat besar untuk menurunkan emisi karbon. Dari 17.267 hektare lahan yang kami reforestasi kami perkirakan sudah bisa menyerap 195.000 nilai karbon,” kata Dany.
Reforestasi tersebut akan disertai strategi lain yang akan memperkuat tercapainya Peta jalan menuju net zero emission. Peta jalan dimaksud antara lain meningkatkan penggunaan gas bumi sebesar 40%-50% dari 2021 hingga 2030. Selain itu juga focus pada pemanfaatan pembangkit listrik dengan sumber energy terbarukan atau ramah lingkungan.
Langkah MIND.ID ini sejalan dengan kebijakan yang telah digariskan Menteri BUMN Erick Thohir dalam Program Dekarbonisasi. Erick mendorong inisiatif strategis untuk mendukung upaya Dekarbonisasi menuju Indonesia net zero emission tahun 2060.
Target tersebut terus dikejar dengan mempersiapkan tiga program simultan, yaitu Pertama, Renewable Development melalui Energy Transition Mechanism (ETM). Kedua, pengembangan EV Ecosystem. Ketiga, Green Industrial Cluster.
*Ekosistem Kendaraan Listrik*
Berkaitan dengan pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik tersebut, Dany menuturkan, MIND ID merupakan holding dari Indonesia Battery Corporation (IBC) yang memimpin dalam upaya pengembangannya.
Dany menjelaskan, MIND ID melalui IBC masuk dalam ekosistem pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) melalui produksi baterai sendiri. Dengan demikian, IBC bisa memaksimalkan hilirisasi pemanfaatan aluminium dan nikel di Indonesia.
Roadmapnya, pada 2021-2023 IBC fokus pada pengembangan prototype baterai untuk motor listrik. Kemudian pada 2027, ekspansi kapasitas produksi baterai EV, hingga kemudian pada 2030 IBC sudah harus menguasai teknologi baterai.
Terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini, Menteri BUMN Erick Thohir pernah menyampaikan, “Untuk EV Ecosystem, Kementerian BUMN mendorong pengembangan bisnis ekosistem Electric Vehicle melalui tiga langkah strategis, yaitu penyiapan bahan baku untuk industri baterai EV, menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur EV; dan investasi secara massif untuk Stasiun Pengisian Daya [PLN],” kata Erick. Dan untuk pengembangan EV Ecosystem ini, lanjut Menteri BUMN, akan aktif dilaksanakan oleh IBC.
*Pengembangan STP*
Sejurus dengan FGD tersebut, Dany mengemukakan bahwa Solo bisa menjadi kota tempat pengembangan research and development (RnD) teknologi bidang pertambangan.
Research and development teknologi tambang bisa dilakukan di Solo Technopark (STP) dengan didukung oleh MIND ID.
“Solo punya STP. STP bisa menjadi pusat inkubasi bisnis kita, dan STP bisa menjadi pusat RnD teknologi tambang, teknologi zero emisi, green energy, green building, ataupun riset dekarbonisasi bisa pakai di STP,” papar Dany.
STP juga bisa menjadi pusat inkubasi pengembangan bisnis untuk mitra binaan industri tambang termasuk MIND ID.
“Karena UMKM binaan kami tidak hanya yang berlokasi di lokasi tambang tapi juga di seluruh Indonesia. Makanya kita harus berfikir holistik, Solo punya STP yang bisa mengambil peran untuk industri tambang dan itu bisa dimulai dari hal kecil”.
Seperti diketahui, membina UMKM merupakan salah satu bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan yang menjadi fokus MIND ID. Grup MIND ID membina ribuan UMKM untuk bisa naik kelas. Mereka berasal dari berbagai sektor, seperti perdagangan sebanyak 3.339 UMKM binaan, jasa sebanyak 879 UMKM binaan, industri 625 mitra binaan, pertanian 881 mitra binaan, peternakan sebanyak 637 mitra, dan perkebunan 209 mitra binaan.
“Kami bina mereka agar naik kelas, ukurannya apa? Market share naik, kinerja keuangan membaik, teknologi membaik, termasuk pasar tambah baik”.
MIND ID yang baru saja meluncurkan buku “Membangun Peradaban Kumpulan Kisah Inspiratif tentang Keberlanjutan” menuliskan banyak success story UMKM mitra MIND ID.
“Banyak yang from the big zero menjadi excellent operation, dari kearifan nasional bahkan naik dengan kearifan global”.
Pengembangan UMKM ini dilakukan MIND ID tidak hanya sekedar bentuk pelatihan, tetapi juga bantuan pendaaan, dan offtaker, atau menjadikan mereka UMKM menjadi bagian terpenting dari rantai pasok MIND ID. “Ini bentuk tanggung jawab kita kepada mereka,” tutur Dany.