Cobisnis.com – Dengan mundurnya Edhy Prabowo dari jabatannya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan penilaian ada dua nama yang cocok menggantikan posisi Edhy. Kedua nama tersebut yakni Susi Pudjiastuti dan Sandiaga Uno.
Susi dikenal sebagai eks Menteri KKP periode 2014-2019 yang banyak digemari masyarakat dan pemilik PT ASI Pujiastuti Aviation, emiten yang ditempatkan pada maskapai penerbangan Susi Air. Sementara Sandiaga adalah mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta dan Pendiri Oke Oce. Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim penilaian, kedua sosok tersebut cukup mumpuni. Sebab, baik Susi maupun Sandi memiliki rekam jejak yang cukup baik.
Dalam kesempatan berbeda, mengenai ekspor benih lobster, Susi Pudjiastuti dapat mengatakan bahwa ia dapat digunakan sebagai Menteri KKP, bayi lobster dilarang untuk diekspor. Susi berkata, lobster dan hewan laut lainnya merupakan plasma nutfah yang secara genetik keberlanjutannya tak bisa direkayasa. Dengan kata lain, hewan-hewan laut harus besar secara alamiah di alam.
“Di seluruh dunia yang menjual bibit lobster hanya Indonesia, dan bibit sidat cuma Indonesia, juga yang memanen koral, memperjual belikan koral cuma Indonesia, apakah kita harus bangga kita satu-satunya yang menjual bibit lobster? Jualan koral? Tidak, mereka adalah plasma nutfah? yang tidak bisa kita rekayasa genetik keberlanjutannya. Maaf saya menangis karena saya tahu, “ungkap Susi, dikutip iNews, Minggu (29/11/2020).
Hewan laut seperti lobster, udang, dan ikan, susi, harus dijaga dan dikelola dengan baik karena regenerasi dilakukan secara alami. Bahkan, kata dia, sumber daya ini bisa aset besar bagi Indonesia.
“Semakin kita atur, semakin kita jaga, semakin produktif sumber daya alam kita yang bentuknya sumber daya terbarukan. Kalau tambang ditambangi dia akan habis, kalau ikan dia akan replanting, hanya kalau kita mengolahnya dengan benar,” pungkasnya.
Eks Menteri KKP ini menilai bahwa Indonesia bisa mewariskan SDA yang kaya kepada menciptakan selanjutnya. “Lobster diambil bibitnya hilang bibitnya, kita mau ke mana? Plasma nutfah itu bukan milik kita, milik generasi anak cucu kita, tidak boleh kita ambil begitu saja,” katanya.
Selain itu, kata dia, benih lobster dijual sangat murah. Lobster berbobot 400-500 gram bisa mencapai Rp600.000-Rp800.000. Sementara benih lobster hanya dalam Rp30.000-Rp60.000.
“Sekarang setelah dilegalkan dan diatur dengan kuota nelayan cuman dapat Rp7.000, Rp15.000. Itu lah pola pikir dan dasar saya menjadi menteri, saya punya amanah, saya lakukan meninggalkan warisan untuk melindungi para nelayan,” tandasnya.