BANDUNG, Cobisnis.com – PT Pos Indonesia (Persero) berkomitmen mendukung program pemerintah dalam membangun ekonomi berbasis kerakyatan, melalui program kerja sama pendirian Agen Pos di pesantren. Program ini telah mulai diterapkan di Jawa Timur sebagai pilot project dan akan dikembangkan ke seluruh Indonesia.
Soft launching program Agen Pos di pesantren telah dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember, Jawa Timur, pada Jumat (16/4/2021).
Hadir pada kesempatan itu Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi, Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero) Siti Choiriana beserta pejabat PT Pos Indonesia (Persero) lainnya.
Menurut Vice President Product Management dan Marketing PT Pos Indonesia (Persero) Makky M. Makmur, launching di Pesantren Nurul Islam ini menandakan telah dimulainya program pemberdayaan ekonomi kerakyatan di pesantren.
Pos Indonesia menggandeng pesantren sebagai mitra Agen Pos. Berbagai layanan Pos, nantinya bisa digarap di pesantren.
“Program ini digagas sebagai dukungan terhadap pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. Bagaimana mendorong para santri di pesantren yang mempunyai jiwa entrepreneurship untuk berwirausaha,” kata Makky, seperti dikutip Cobisnis.com dari laman BUMN.
Tak hanya soal pengembangan ekonomi pesantren, para santri juga bisa belajar sejak dini tentang kewirausahaan melalui kemitraan dengan Pos Indonesia. Sehingga ketika lulus kelak, para santri memiliki bekal kewirausahaan untuk dikembangkan di daerahnya masing-masing.
Agen Pos sendiri, adalah konsep pengembangan jaringan yang dilakukan Pos Indonesia. Agen Pos membuka peluang bermitra dengan semua elemen masyarakat. Agen Pos telah dikembangkan Pos Indonesia sejak beberapa tahun lalu dan mendapat respons luar biasa dari masyarakat.
Makky menegaskan, untuk tahap awal, PT Pos Indonesia (Persero) mengembangkan program Agen Pos di lingkungan pesantren di wilayah Jawa Timur.
Hingga Juni 2021 mendatang, Pos Indonesia menargetkan bisa memiliki 1.000 Agen Pos di pesantren. Sementara secara nasional, pihaknya menargetkan bisa terhubung dengan 10.000 pesantren.
“Selain di Jawa Timur, program ini juga akan kami kembangkan di daerah lainnya. Secara potensi cukup besar. Di Indonesia, diperkirakan ada lebih dari 30.000 pesantren yang tersebar di pelosok negeri. Kami berharap, ini juga bisa memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan Pos Indonesia,” ungkapnya.
Layanan yang bisa digarap Agen Pos cukup banyak. Mulai dari pengiriman barang, pengiriman uang, transaksi pembayaran, kiriman internasional, dan lainnya melalui Q9, Qcomm, Pos Express, Kilat Khusus, Express Mail Service (EMS). Termasuk penjualan benda Pos, diantaranya perangko, materai serta benda pos lainnya.
Makky menjelaskan, untuk menjadi Agen Pos di pesantren, syarat yang dipenuhi cukup mudah. Seperti bukti akta badan hukum pesantren, memiliki tempat memadai, dan lainnya. Pesantren yang berminat mengembangkan program ini, bisa menghubungi Kantor Pos terdekat.
Selain menyasar pesantren, pihaknya juga bakal membidik komunitas lainnya untuk pengembangan Agen Pos ini. Melalui terobosan ini, Pos Indonesia berharap akan memperluas market share bisnis kiriman di Indonesia.