JAKARTA, Cobisnis.com – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) kembali menggelar program Gerakan Nusantara (miNUm Susu tiAp hari uNTuk Anak ceRdas Aktif Indonesia). Memasuki tahun kesepuluh, Gerakan Nusantara 2022 yang dibingkai program “School Milk Program 2022” diramaikan berbagai program edukasi yang tidak hanya menyoroti masalah gizi namun juga permasalahan lingkungan.
Gerakan Nusantara 2022 akan diikuti oleh 112.000 anak di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat dan dilaksanakan secara offline pada Agustus-Oktober 2022, bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, serta Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI).
Sebagai produsen produk nutrisi berbasis susu, FFI berkomitmen melakukan berbagai inovasi dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan anak, serta berpartisipasi menanggulangi permasalahan lingkungan hidup.
Program Gerakan Nusantara tahun ini bertujuan untuk mengedukasi keluarga Indonesia mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang, minum susu setiap hari, dan mempromosikan gaya hidup sehat, aktif, dan berkelanjutan.
Dengan berkolaborasi dengan guru dan sekolah untuk meningkatkan kesadaran siswa akan asupan gizi seimbang, melakukan aktivitas fisik yang aktif, berperilaku hidup bersih, dan menjaga lingkungan.
Acara kick off Gerakan Nusantara 2022 ditandai dengan rangkaian acara konferensi pers dan talkshow bertajuk “Peningkatan Status dan Literasi Gizi serta Penerapan Gaya Hidup Aktif dan Berkelanjutan di Sekolah Dasar untuk Indonesia yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras”.
Acara ini dibuka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A; dan dihadiri Direktur Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc.; Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Ahmad Syafiq, Ir, MSc, PhD; dan Founder Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan; serta Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro mengatakan permasalahan malnutrisi pada anak-anak dan persoalan lingkungan hidup yang cukup serius masih terus berlangsung hingga saat ini di Indonesia. Salah satunya lewat hasil penelitian South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) II yang dilakukan oleh FrieslandCampina bekerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Melibatkan hampir 14.000 anak, dengan rentang usia antara 6 bulan hingga 12 tahun, penelitian ini khusus menyoroti ‘triple burden of malnutrition’, yang terdiri dari kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan kelebihan berat badan/obesitas.
Di wilayah Jawa-Sumatera, kasus anak berperawakan pendek atau stunted masih banyak ditemukan pada anak-anak, dengan prevalensi sebesar 28,4% pada anak dibawah 5 tahun. Sementara, hampir 15% anak usia 7-12 tahun memiliki kelebihan berat badan/obesitas. Selain itu, sebagian besar anak-anak tidak memenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium dan vitamin D, sehingga masalah gizi ini menjadi hal yang sangat penting.
“Selain permasalahan kesehatan, saat ini kami juga menyoroti masalah lingkungan hidup yang cukup serius, dan kami ingin berkontribusi untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan,” kata Andrew.
“Kami yakin dengan melibatkan orang tua dan guru, siswa dapat termotivasi untuk mulai membiasakan diri untuk mencintai lingkungan. Dengan semangat perayaan 100 tahun, FRISIAN FLAG kembali mengajak semua pihak termasuk komunitas sekolah untuk Melaju Kuat Bersama dalam meningkatkan literasi gizi melalui edukasi berkelanjutan serta mengajak komunitas sekolah bersama merawat alam untuk bentuk Indonesia yang Sehat, Sejahtera dan Selaras,” tambah Andrew F. Saputro.
Gerakan Nusantara diluncurkan sejak tahun 2013 dan sampai dengan tahun 2021, program ini telah menjangkau 4.999 Sekolah Dasar dengan jangkauan 2.554.458 siswa, dan telah melatih 7.336 guru melalui kegiatan training of trainers.