JAKARTA, Cobisnis.com – Siapa yang tak kenal dengan Yusuf Hamka? Ia dikenal sebagai The Real Juragan Andara oleh Raffi Ahmad. Betapa tidak, di balik megahnya dunia konstruksi seperti jalan tol, ada sosok penting di baliknya, yaitu Jusuf Hamka.
Sebagai pengusaha di bidang konstruksi, terutama di pembangunan jalan tol, Jusuf Hamka menjadi pemegang saham mayoritas di PT Citra Marga Nusaphala Persada, yang mengoperasikan sejumlah jalan tol besar di Indonesia. Namun, apa yang membuatnya berbeda bukan hanya keberhasilan karirnya, melainkan juga sikapnya yang rendah hati.
Meski dikenal sebagai sosok “crazy rich”, Jusuf Hamka tidak suka pamer di media sosial. Meskipun memiliki kekayaan yang melimpah, ia selalu menampilkan kesederhanaan. Motto hidupnya yang ia bagikan di media sosial, “banyak duit jangan sombong, gak banyak duit jangan bohong, gak punya duit jangan nyolong,” menjadi cerminan sikapnya yang tulus dan sederhana.
Jusuf Hamka, yang memiliki nama lengkap Mohammad Jusuf Hamka atau dikenal dengan nama Babah Alun, adalah seorang pengusaha muslim Tionghoa kelahiran 5 Desember 1957 di Jakarta. Dengan keberhasilannya dan sikap rendah hatinya, Jusuf Hamka menjadi sosok inspiratif yang patut diacungi jempol.
MASUK ISLAM USAI MARAHI MARBOT MESJID
Yusuf Hamka memeluk agama Islam pada usia 24 tahun.
Pada saat itu, minat Jusuf terhadap Islam muncul saat ibunya sakit. Jusuf meminta pengurus Masjid untuk menurunkan volume suara azan yang terlalu keras karena sering mengganggu tidur ibunya.
“Di depan rumah kami adalah masjid. Toa masjidnya hampir sampai ke tempat tinggal kami. Saat itu, ibu saya sakit hampir stroke. Saya kemudian berbicara kepada pengurus masjid, ‘Pak Kiai, ibu saya sakit. Ibu saya sering terbangun di malam hari ketika mendengar suara azan. Bolehkah Anda membantu saya dengan menurunkan volumenya selama tiga hari sampai ibu saya sembuh?’,” kata Jusuf Hakma, mengutip dari saluran YouTube Helmi Yahya, pada Rabu (20/3).
Pengurus masjid kemudian mengabulkan permintaannya dengan menurunkan volume suara toa masjid, bahkan selama satu minggu. Hal ini kemudian memicu minatnya untuk mempelajari agama Islam lebih lanjut.
Jusuf Hamka kemudian mengunjungi Masjid Al Azhar di Kebayoran, Jakarta Selatan pada tahun 1981. Dia kemudian membaca majalah yang memuat kisah seseorang yang memeluk Islam di Masjid Al Azhar. Ini menginspirasinya untuk bertemu dengan pengurus masjid.
Setelah itu, pengurus masjid yang bernama Ustaz Zaelani membawa Jusuf untuk bertemu dengan Buya Hamka. Jusuf kemudian banyak belajar tentang agama Islam dari Zaelani.
“Saya katakan bahwa saya ingin belajar dulu besok. Buya Hamka berkata, ‘Jika kamu kembali sebagai nonmuslim tetapi dengan niat untuk memeluk Islam, dan sesuatu terjadi padamu seperti kecelakaan atau kematian, dosanya ada pada saya’. Baiklah, saya memutuskan untuk memeluk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat,” jelasnya.
Setelah Jusuf Hamka memeluk Islam, dia juga beruntung diangkat menjadi anak oleh Buya Hamka. Peristiwa ini terjadi hanya tiga bulan setelah Jusuf Hamka memeluk Islam.