JAKARTA, Cobisnis.com – Senior Economist DBS Bank, Radhika Rao mendukung keyakinan Bank Indonesia yang memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional di 2022 berkisar 4,7%-5,5%.
Dia menjelaskan, terdapat tiga hal penting yang dapat memicu terjadinya peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2022. Pertama, Indonesia diprediksi akan berhasil memberikan dosis vaksin penuh kepada 99% dari total populasi dewasa pada bulan Maret 2022.
Kedua, kemungkinan Indonesia yang akan menawarkan lebih banyak investasi dan bergerak pada sektor komoditas hilir serta akselerasi digitalisasi, akan mengembalikan pada pertumbuhan yang stabil. “Ketiga, laporan fiskal Indonesia yang memuaskan dan langkah-langkah untuk mengurangi pajak pada ratio GDP akan memperkuat rasio utang dibandingkan negara lain di Asia,” ujar Randhika dalam webinar DBS eTalk Series di Jakarta (2/12/2021).
Radhika menyampaikan program vaksinasi merupakan salah satu kunci dari keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia. Dengan terlaksananya program vaksinasi secara masif dan terstruktur, mobilitas masyarakat akan meningkat. Hal ini akan memicu aktivitas perekonomian untuk mulai berjalan kembali.
“Indonesia merupakan salah satu negara yang berhasil melewati masa kritis pandemi di kuartal IV 2021 berkat adanya pengurangan asumsi ketidakpastian terhadap pasokan vaksin,” katanya.
Jika kondisi ini dapat terus dipertahankan maka ekspektasi pemulihan ekonomi serta pergerakan komponen lain dapat berjalan sesuai ekspektasi. “Khususnya dalam hal konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, hingga ekspor dan impor dapat berjalan sesuai harapan,” tambahnya.
BI menyatakan akan terus mengoptimalkan instrumen kebijakannya dalam menyambut tahun 2022 sebagai tahun akselerasi pemulihan. Kemudian akan terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, seperti kementerian/lembaga terkait, perbankan, serta dukungan pelaku usaha dan masyarakat umum.
Langkah BI lainnya adalah mendorong digitalisasi Sistem Pembayaran guna mempercepat integrasi ekonomi dan keuangan digital, termasuk implementasi 3 (tiga) Blueprint, yaitu Blueprint Sistem Pembayaran di Indonesia, Blueprint Pendalaman Pasar Uang, dan Blueprint Pengelolaan Uang Rupiah, serta tranformasi Bank Indonesia untuk mendukung perkembangan era digital dan menjawab tantangan perekonomian ke depan.