Cobisnis.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan PT Cerdas Digital Nusantara (Cakap) memberikan pelatihan bahasa Inggris secara daring bagi 150 pelaku pariwisata di lima destinasi super prioritas dan Belitung.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya kunjungan wisatawan dan berkurangnya aktivitas pariwisata.
Meski demikian, masa-masa ini akan menjadi momentum bagi para pelaku pariwisata untuk mempersiapkan diri, terutama mengasah kemampuan berbahasa asing untuk menyambut kembali kedatangan wisatawan mancanegara ketika perbatasan negara telah kembali dibuka.
“Peningkatan kualitas pelayanan melalui interaksi yang baik dan komunikatif dapat menciptakan kesan dan pengalaman yang menarik bagi wisatawan, ini mutlak sangat diperlukan,” kata Wisnu dalam keterangannya, Sabtu (13 Maret 2021).
Pelatihan ini bertujuan memberikan dan meningkatkan skill bahasa asing bagi pelaku pariwisata. Skill bahasa asing, kata Wisnu, terutama bahasa Inggris, punya peranan penting dalam memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata yang ada di masing-masing daerah kepada wisatawan mancanegara.
“Baik dalam merepresentasikan dan mengenalkan atraksi yang dimiliki daerahnya, budaya, alam, buatan, dan produk-produk lokal, maupun dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan, sehingga pasca pandemi nanti pelaku pariwisata telah memiliki bekal dan lebih siap,” katanya.
Vice President of Business Development Cakap Cecilia Ong mengatakan di era digital ini, bahasa asing memiliki peran yang sangat penting.
Selain untuk meningkatkan kompetensi diri, kemampuan berbahasa asing bagi pelaku pariwisata ini juga dapat membantu mereka memperoleh informasi tentang karakteristik wisatawan, target pasar, dan perkembangan tren wisata melalui dunia digital.
“Dengan bahasa asing, pelaku pariwisata akan lebih siap dalam memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dan sesuai harapan wisatawan,” kata Cecilia.
Sebanyak 150 orang peserta dinyatakan lolos dari 550 orang yang mendaftar dan telah dibagi menjadi 17 kelas sesuai hasil uji penempatan dengan level yang berbeda-beda.
Para peserta merupakan perwakilan dari pelaku pariwisata yang sebagian besar bekerja sebagai pemandu wisata, pengelola homestay, dan pengelola desa wisata/anggota kelompok sadar wisata.
Pelatihan berlangsung Mei hingga Juni 2021, dengan pembelajaran materi melalui Learning Management System (LMS) dan praktik melalui tatap muka dengan tutor profesional secara virtual, serta post test di akhir untuk mengukur capaian pembelajaran.
Selama mengikuti rangkaian pelatihan ini, peserta akan dimonitor dan didampingi oleh para fasilitator lokal yang ada di daerahnya masing-masing.