JAKARTA, Cobisnis.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali meraih pencapaian baru pada Rabu (8/10), yaitu total perusahaan tercatat saham yang telah mencapai lebih dari 900 atau tepatnya pada saat ini berjumlah
901 perusahaan tercatat.
Sebelumnya pada 6 Oktober 2023, BEI telah menorehkan pencapaian jumlah pencatatan saham tertinggi tahunan sepanjang sejarah. Setelah mencapai rekor pencatatan saham tahunan tertinggi pada 6 Oktober 2023 yang lalu, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menorehkan pencapaian baru jumlah perusahaan tercatat saham sebanyak 901 pada hari ini, Rabu (8/11).
Tentunya pencapaian ini tidak hanya berkat kerja sama Self-Regulatory Organization (SRO) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tetapi juga berkat kolaborasi dari seluruh stakeholders pasar modal, yakni perusahaan efek sebagai penjamin emisi efek, konsultan hukum, kantor akuntan publik, notaris, biro administrasi efek, asosiasi pengusaha serta investor retail maupun institusi yang senantiasa mendampingi perusahaan dalam persiapan Initial Public Offering (IPO) sampai pencatatan efeknya di BEI.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan, ”Pencapaian perusahaan tercatat saham yang telah melebihi 900 perusahaan ini merupakan wujud kepercayaan para manajemen dan pemilik usaha
terhadap pasar modal Indonesia sebagai sumber pendanaan untuk keberlangsungan usaha.”
Terdapat tiga perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI pada hari ini, yaitu PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) sebagai perusahaan tercatat ke-899, PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) sebagai perusahaan tercatat ke-900, dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM) sebagai perusahaan tercatat ke-901. Kehadiran tiga perusahaan ini menambah jumlah perusahaan tercatat saham di BEI pada tahun 2023 menjadi sebanyak 77 perusahaan dengan total dana yang dihimpun (fund raised) mencapai Rp54,3 triliun.
Jika ditinjau dari jenis usaha, perusahaan tercatat saham di BEI saat ini didominasi oleh sektor Consumer Cyclicals yang mencapai 16,9% dari total dengan jumlah 152 perusahaan.
Beberapa sektor lainnya yang mendominasi adalah sektor Consumer Non-Cyclicals, sektor Financials dan Basic Materials, masing-masing sebesar 13,7%, 11,8% dan 11,3% dari total perusahaan tercatat di BEI.
Sedangkan secara geografis, persebaran perusahaan tercatat BEI masih berpusat di DKI Jakarta, yaitu sebesar 71,4% dari total atau sejumlah 643 perusahaan tercatat.
Adapun provinsi dengan perusahaan tercatat terbanyak selanjutnya adalah Jawa Barat sebesar 8,3% dan Banten sebesar 7,7%. BEI optimis bahwa akan semakin banyak perusahaan dari berbagai sektor usaha di berbagai daerah Indonesia yang mencatatkan sahamnya dan memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan.
Sampai dengan saat ini, masih terdapat 27 perusahaan potensial di pipeline pencatatan BEI. Berbagai upaya yang BEI lakukan untuk menjaring calon perusahaan tercatat adalah dengan memberikan edukasi terkait IPO dalam bentuk seminar, coaching clinic, masterclass, one-on-one, baik di pusat atau di daerah melalui Kantor Perwakilan BEI. Dalam hal peningkatan kualitas calon perusahaan tercatat, BEI telah melakukan penyesuaian Peraturan Nomor I-A pada tahun 2021 mengenai persyaratan keuangan dan kapitalisasi pasar yang diharapkan dapat lebih mengakomodasi berbagai jenis perusahaan. Setelah diberlakukan penyesuaian Peraturan I-A tersebut, rata-rata kapitalisasi pasar perusahaan tercatat mencapai Rp10,3 triliun atau tumbuh sebesar 254,8%.
Sementara itu, rata-rata jumlah dana yang dihimpun (fund raised) dan aset masing-masing mencapai Rp837,7 miliar dan Rp4,8 triliun atau tumbuh 54,8% dan 146,1%.
Pasar modal Indonesia juga telah menyediakan sarana e-IPO (e-ipo.co.id) guna mempermudah masyarakat luas untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia, khususnya pada proses penawaran umum perdana. Sarana elektronik ini dibangun bukan hanya untuk investor, namun juga untuk
masyarakat yang berminat menjadi investor di pasar perdana. Masyarakat yang berminat untuk menjadi investor di pasar perdana dapat langsung membuat rekening efek dan bertransaksi melalui e-IPO.
BEI bersama SRO dan OJK serta stakeholders pasar modal Indonesia, senantiasa menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan workshop untuk perusahaan tercatat. Hal ini merupakan upaya BEI dalam capacity building dan meningkatkan pemenuhan kepatuhan perusahaan tercatat yang dapat berdampak kepada performa serta citra perusahaan.
Ke depannya, BEI berharap semakin banyak pemilik usaha yang antusias untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai sumber pendanaan usahanya.
Selain itu, BEI juga berharap stakeholders dapat meningkatkan kolaborasi aktif untuk mengembangkan pasar modal Indonesia yang lebih maju dan
berdaya saing global, sehingga pada akhirnya dapat menguatkan perekonomian Indonesia.