Cobisnis.com – Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta yang saat ini juga tengah menggarap proyek Jakarta International Stadium (JIS), PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terus berinovasi untuk lebih efektif, efisien dan transparan di setiap project yang dikerjakan termasuk soal pemantauan real time hingga sistem Building Information Modeling (BIM).
Sejatinya diungkapkan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto, beragam proyek yang dikerjakan sejatinya memunculkan harap baru seperti JIS, stadion sepak bola di kawasan Jakarta Utara yang turut dikerjakan dengan memakai inovasi tersebut.
Melihatnya kemajuan dan inovasi yang dilakukan Jakpro, membuat perurusahaan yang bergerak dibidang infrastruktur tersebut terpilih untuk megikuti penjurian tahap II audiensi virtual juri IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2020.
“Tujuannya bukan hanya sekedar untuk mendapatkan award, tapi tujuannya adalah untuk memacu kita manajemen maupun pekerja-pekerja Jakpro untuk menjadi lebih baik lagi. Dan berupaya mempertahankan dan memperbaiki kinerja kami,” jelas Dwi Wahyu soal tujuan perusahaan mengikuti ajang ICAII 2020, saat dihubungi IDX Channel, Kamis (13/8/2020).
Bicara soal inovasi yang dilakukan perusahaan, Dwi menyampaikan bahwa kinerja keuangan merupakan unresult dari suatu perbaikan proses perusahaan. Sehingga dalam melakukan inovasi tersebut kita juga lakukan assisment untuk mengukur Organisational Healthy Indeks (OHI).
“Dan itu banyak sekali pondasi-pondasi basic, seperti kesehatan yang berhubungan dengan proyek management. Untuk itulah perbaikan dalam hal proyek management kita tuangkan dalam program besar dengan membentuk Digital Control Power, dan inovasi kedua yang kami lakukan yakni dalam melakukan impelementasi dari aplikasi Building Information Modeling (BIM),” tambah Dwi.
BIM tersebut, ujar Dwi, yang ada di proyek kami di dokumentasikan secara digital dari proses perencanaan, eksekusi, hingga pemeliharaan. “Dalam hal perencanaan kan dulu designnya dari gambar kertas terus di filing. Tapi kalo sekarang dengan inovasi terbaru kita yang menggunakan BIM, lebih mudah untuk me-review designnya,” imbuhnya.
Dengan berkembangnya teknologi, Jakpro meyakini bahwa perusahaan merupakan pelopor BUMD pertama yang menggunakan BIM atau salah satu teknologi di bidang AEC (Arsitektur, Engineering dan Construction) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi.
“Untuk BIM ini sendiri, sebetulnya biasa digunakan untuk perusahaan besar. Jakpro ini BUMD yang nekat saja sebenarnya. Karena impactnya itu besar sekali. Perusahan international sebelumnya yang konstruksi dan propertinya besar, biasa mengunakan BIM. Di Indonesia sangat jarang sekali yang berani menggunakan itu. Kalau untuk perusahaan BUMN saya tahu persis mana yang menggunakan BIM mana yang tidak. Apalagi perusahaan swasta, belum tentu kontraktor perusahaan swasta mengunakan hal itu. Tapi kalau untuk BUMD saya yakin, Jakpro pelopor. Karena saya yakin 100% tidak ada BUMD yang menggunakan BIM ini,” yakin Dwi.
Ditambahkan Dwi, karena menggunakan serba digital tentu sangat menguntungkan dan mempercepat proses design proyek. “Sehingga kita bisa tau mana design yang ada permasalahan. Kalau dilihat dari gambar kertas itu kan tidak kelihatan. Seperti contohnya, kita temukan antara saluran air yang juga sudah kita presentasikan kemarin saat penjurian. Nah, kalau kita menggunakan BIM ini, otomatis sudah terlihat dalam design digitalnya. Bagian mana yang ada konflik, jika bisa kita re-design, sehingga dalam pengerjaan nanti tidak memakan waktu dan dapat selesai sesuai target dan tepat sasaran. Hal ini yang mungkin belum disadari banyak kontraktor,” jelas Dwi.
Nantinya, ditambahkan Dwi, dalam periode Operations and Maintenance (O&M), kalau proyek itu sudah jadi, maka semua database yang dikelola di BIM itu akan menjadi asset data management. Sehingga orang yang mengelola asset dan melakukan pemeliharaan secara rutin, melakukan operational sehari-hari itu dengan mudah melakukan monitoring kondisi dari asset tersebut.
“Hasil dan laporannya ya memang hanya untuk proyek director dan timnya plus management. Tapi kalau yang Digital Control Power itu sampai ke Gubernur DKI Jakarta, jadi beliau bisa memantau secara digital (proyek),” ujarnya.
Terkait Digital Control Power, ditegaskan Dwi fungsinya secara singkat bahwa semua stakeholder termasuk management bisa melakukan kontrol secara digital dan real time ke semua project yang dilaksanakan oleh Jakpro baik melalui aplikasi program IT maupun CCTV. Dan CCTV ini yang langsung kita connect semua kejadian atau kemajuan di dalam proyek itu bisa dikontrol oleh semua stakeholder manajemen dan orang proyek sendiri, bahwa sampai ke pemegang saham yakni Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Jadi hp-nya pak Gubernur itu sudah ada digital control room yang mana dia bisa memonitor kemajuan pekerjaan, kemudian pergerak setiap detik setiap saat, kemudian kalau ada hal-hal yang perlu difokuskan atau arahan dari semua stakeholder juga bisa ditangkap dengan cepat, sehingga penyelesaiannya bisa tepat waktu dan bisa tepat sasaran,” imbuhnya.
Kemudian, tambah Dwi, aplikasinya bermacam-macam, mulai dari CCTV, database management, weekly meeting yang bisa langsung connect ke digital control room sehingga semua secara di cek cepat dan Gubernur DKI Jakarta bisa langsung memantau secara real time. (Sumber idxchannel.com)