Cobisnis.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi musiman seiring momentum bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah akan lebih rendah dibandingkan pola historisnya.
“Terkait inflasi, Bank Indonesia memprakirakan inflasi pada periode April-Mei 2020 yang bertepatan dengan bulan Ramadan dan Idul Fitri akan lebih rendah dari pola historisnya,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat 17 April 2020.
Hal itu ditegaskan Perry saat menyampaikan perkembangan terkini dan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19.
Menurut Perry, terdapat empat faktor yang mendasari hal tersebut, yaitu: Pertama, permintaan konsumsi akan lebih rendah terkait berbagai Pembatasan Sosial Berskala Besar di berbagai daerah. “Hal itu mengurangi mobilitas sosial yang berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik sehingga mengurangi pola konsumsi,” ujarnya.
Kedua, pemerintah akan memastikan pasokan barang kebutuhan pokok, termasuk melalui peran Tim Pengendalian Inflasi atau Tim Pengendalian Inflasi Daerah.
Ketiga, kondisi ekonomi secara keseluruhan menurun sehingga berdampak pada ekspektasi inflasi yang rendah.
Keempat, nilai tukar stabil dengan harga komoditas rendah sehingga exchange rate pass through dan imported inflation rendah.
Bank Indonesia, Perry menegaskan, akan terus memperkuat koordinasi ini dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan.
“Koordinasi itu untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” imbuhnya.