Cobisnis.com – Huawei kembali menggelar BETTER WORLD SUMMIT 2020 yang dihadiri sejumlah pakar dari seluruh dunia sekaligus sebagai ajang bertukar gagasan dan solusi tentang bagaimana operator global mengantisipasi peluang dan tantangan dari beragam dinamika dunia digital.
Dengan tema “Power Digitalization 2025”, pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan online ini mengimbau seluruh industri perlu memiliki kepedulian yang tinggi terhadap penggunaan energi.
“Energi, sebagai fondasi dunia digital, telah menjadi bagian penting dalam memperkuat daya saing di era ekonomi digital,” kata Zhou Taoyuan, Presiden Digital Power Product Line Huawei, dalam siaran pers, Rabu (4 November 2020).
Huawei mengintegrasikan teknologi daya tradisional dan digital untuk mewujudkan digitalisasi daya. Huawei, kata Zhou, menggunakan ‘Bit to manage Watt’ dan menghadirkan solusi daya digital yang simple, ramah lingkungan (green), cerdas, dan dapat diandalkan untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri listrik tradisional.
Selain itu, pesatnya perkembangan teknologi baru seperti 5G, Cloud, AI, Big Data, dan IoT, menjadikan transformasi digital secara masif yang membuka dan mewujudkan era digital yang dapat dirasakan, terhubung, dan cerdas.
“Fasilitas site energy yang ada saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan daya untuk cakupan 5G. Ada kebutuhan mendesak untuk reformasi dan inovasi di bidang ini. Digitalisasi, sistem daya 5G yang cerdas dan terintegrasi memungkinkan penyebaran jaringan 5G yang lebih cepat, lebih terjangkau, dan lebih sederhana,” kata Liu Baochang, Deputi Direktur Departemen Energi Informasi, China Mobile Group Design Institute Co.
Fang Liangzhou, Kepala Pemasaran Huawei Digital Power Product Line menuturkan kinerja Huawei yang menggunakan arsitektur jaringan target untuk memandu perencanaan, konstruksi, operasional dan perawatan (O&M), serta pengoperasian infrastruktur daya digital, yang mendorong pesatnya perkembangan ekonomiinternet internet.
“Huawei mengusulkan penerapan 5G tanpa meningkatkan biaya operasional yang terkait site power, dan bertujuan untuk mengurangi biaya dari tiga aspek serta memanfaatkan sumber-sumber baru,” ujar Fang Liangzhou.
Sedangkan untuk pusat data, Huawei mengusulkan fasilitas pusat data generasi mendatang yang sederhana, hijau, cerdas, dan andal yang menggunakan inisiatif “Empat Rekonstruksi” untuk mengatasi masalah seperti periode pembangunan pusat data yang lama, konsumsi energi yang tinggi, dan O&M yang penuh tantangan.
Algoritma dan Hybrid Power
CEO Huawei Indonesia Carrier Business, Andy Ma, mengatakan Indonesia juga memiliki tantangan konsumsi daya TIK yang sama seperti yang dihadapi negara-negara lain. Konsumsi daya TIK global, termasuk Indonesia, mengalami peningkatan.
“Saat ini, konsumsi daya TIK mencapai hingga 2% dari total konsumsi daya global dan diperkirakan akan mencapai 5% pada tahun 2030,” kata Andy Ma.
Tidak terkecuali konsumsi daya listrik di setiap stasiun transmisi. Biaya konsumsi listrik telah menghabiskan 60% dari total biaya kepemilikan pusat data selama sepuluh tahun.
“Kami menghadirkan Huawei digital powers untuk pasar global, termasuk Indonesia, sebagai solusi untuk membantu pembangkit listrik ramah lingkungan dan pemanfaatan daya yang lebih efisien.”
Selain itu, Huawei juga menawarkan solusi hybrid power untuk Indonesia dalam membantu menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan di daerah-daerah yang tidak termasuk jaringan utama.
“Melalui algoritma serta solusi penyimpanan daya kami, kami dapat membantu meningkatkan efisiensi pengoperasian generator diesel dengan mengurangi total waktu pengoperasian hingga 50%,” jelasnya.