JAKARTA, Cobisnis.com – Tantangan pemberdayaan perempuan pelaku UMKM kembali menjadi sorotan dalam Press Conference Empowering Women-Led Businesses: Media Engagement for Women’s Entrepreneurship Day yang digelar HSBC bersama YCAB Foundation di Jakarta Design Center, Jakarta Pusat.
Head of Program YCAB, Wahono Kolopaking, mengungkapkan bahwa program KITA Berdaya (Belajar Berdagang Sampai Kaya) telah menunjukkan dampak signifikan bagi para ibu pelaku usaha mikro.
“Sebanyak 88 persen ibu-ibu yang mengikuti pembinaan YCAB kini memiliki pemahaman bisnis yang jauh lebih baik,” ujar Wahono, Rabu (19/11/2025).
Namun, capaian tersebut masih jauh dari target. Dari 1.900 perempuan pelaku UMKM yang ditargetkan untuk mendapat pelatihan, baru 900 yang berhasil dijangkau, menyisakan sekitar 1.000 perempuan lagi yang masih harus diberdayakan.
Wahono menegaskan, program bukan hanya fokus pada pelatihan jualan, tetapi juga mencakup akses pembiayaan, pendampingan bisnis, hingga penerapan teknologi digital agar UMKM perempuan mampu bersaing dan naik kelas.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Riza Adhi Damanik, menyoroti peran besar perempuan dalam perekonomian nasional.
“Sebanyak 64 persen UMKM kita digerakkan oleh perempuan,” ungkapnya.
Meski demikian, perempuan masih menghadapi hambatan struktural, terutama dalam akses pembiayaan.
Menurut Riza, hanya 7,74 persen UMKM yang memiliki pembukuan baik, sementara sisanya belum memiliki pencatatan keuangan yang memadai. Kondisi ini membuat perempuan semakin sulit mengakses kredit formal dari lembaga keuangan.
“Kami berharap program kolaborasi seperti HSBC dan YCAB ini terus memberikan warna bagi pemberdayaan perempuan di Indonesia,” kata Riza.
Program KITA Berdaya diharapkan dapat menjadi contoh model pendampingan UMKM perempuan yang berkelanjutan, menghubungkan edukasi, teknologi, dan pembiayaan agar perempuan pelaku usaha mampu mandiri, berkembang, dan berdaya secara ekonomi.













