JAKARTA, Cobisnis.com – Kegiatan pertambangan yang dijalankan Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, dinilai sebagai salah satu praktik pertambangan berkelanjutan terbaik di Indonesia. Penilaian ini merupakan hasil kajian dan observasi bersama antara Universitas Indonesia (UI), Perkumpulan Telapak, dan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate pada Juni 2025.
Kajian tersebut mencakup tiga aspek utama, yakni lingkungan, sosial, dan teknologi. Ketiga institusi independen itu sepakat bahwa Harita Nickel berhasil menyeimbangkan produktivitas industri dengan pelestarian alam serta kesejahteraan masyarakat setempat.
Hasil laporan dari UI menunjukkan bahwa Harita Nickel telah mengimplementasikan sistem pengelolaan air yang modern dan efisien. Selain menjaga kelestarian mata air warga di Kawasi, perusahaan juga memanfaatkan Danau Karo sebagai sumber cadangan air industri dengan pemantauan kualitas yang ketat.
Dalam pengelolaan limbah, teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) dan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) digunakan secara bertanggung jawab. Melalui penerapan sistem Dry Stack Tailing Facility (DSTF), tailing dikeringkan hingga kadar air di bawah 35% guna menghindari pencemaran tanah maupun laut. Sementara itu, sisa hasil produksi dari teknologi RKEF, yaitu slag nikel, dimanfaatkan kembali untuk kegiatan lingkungan.
“Harita Nickel mampu mengintegrasikan efisiensi industri dengan tanggung jawab ekologis. Pendekatan ini bisa menjadi referensi bagi praktik tambang berkelanjutan di Indonesia,” ujar Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo dari Sekolah Ilmu Lingkungan UI.
Perkumpulan Telapak juga menyatakan bahwa aktivitas tambang Harita tidak mencemari sumber air masyarakat. Kualitas air di sekitar area tambang memenuhi standar Good Mining Practice (GMP). Teknologi HPAL yang diterapkan mampu menurunkan kandungan zat berbahaya Cr(VI) menjadi Cr(III), sesuai dengan baku mutu lingkungan.
Selain itu, slag nikel dari teknologi RKEF dimanfaatkan untuk membuat terumbu karang buatan, bahan bangunan, hingga media tanam, sebagai bagian dari konsep Zero Waste Mining. Upaya ini memperlihatkan komitmen Harita Nickel dalam mengubah limbah menjadi sumber daya baru yang bermanfaat bagi alam dan komunitas.
Sementara itu, penelitian Unkhair Ternate menunjukkan bahwa kualitas air laut di Desa Kawasi dan Soligi masih berada dalam ambang aman. Parameter seperti pH, BOD, dan tingkat kekeruhan menunjukkan kondisi stabil. Harita Nickel juga telah memasang 1.871 unit terumbu karang buatan dari slag nikel untuk memperkaya ekosistem laut.
Langkah-langkah ini menjadi bukti penerapan ekonomi sirkular di kawasan tambang, di mana limbah dikelola kembali untuk memberikan manfaat ekologis dan sosial jangka panjang.
Dampak Sosial: Perputaran Ekonomi Lokal Capai Rp14,8 Miliar per Bulan
Secara sosial, keberadaan Harita Nickel mendorong tumbuhnya ekonomi lokal di Pulau Obi. Berdasarkan observasi Telapak, perputaran ekonomi masyarakat mencapai rata-rata Rp14,8 miliar per bulan. Melalui program pemberdayaan UMKM, pertanian, dan perikanan, warga kini memiliki lebih banyak lapangan kerja serta akses pasar yang luas.
Kelompok usaha seperti Obi Jaya Mandiri kini mengelola Hopmart dan Nyala Café dengan omzet lebih dari Rp3 miliar per tahun. Sementara kelompok perempuan ProPALA berhasil mengembangkan produk olahan pala yang mulai menembus pasar regional.
Di bidang pertanian, kelompok tani di Desa Buton dan Akegula rutin memasok 27 ton sayur dan buah setiap tahun untuk kebutuhan perusahaan. Sejumlah tokoh perempuan seperti Mama Nia dari Akegula dan Mama Cahya dari Kawasi pun menjadi panutan dalam pemberdayaan perempuan di wilayah tersebut.
Selain peningkatan ekonomi, Harita Nickel juga berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik. Sebanyak 259 rumah di Kawasi Baru dibangun lengkap dengan akses listrik 24 jam, air bersih, sekolah, dan rumah ibadah.
Perusahaan juga membangun Puskesmas Pembantu di Kawasi dan Soligi, mendukung 356 ibu dan anak melalui Posyandu, memberikan beasiswa kepada 63 mahasiswa, serta melatih 75 pemuda dalam program vokasi.
Dampak Pesisir: Nelayan Nikmati Pasar Tetap dan Pendapatan Stabil
Hasil kajian Unkhair menunjukkan, Harita Nickel turut memperkuat ekonomi pesisir dengan menjadi pembeli tetap hasil tangkapan nelayan. Kebijakan ini memberikan jaminan pendapatan yang lebih stabil.
“Sekarang semua hasil tangkapan kami dibeli langsung oleh perusahaan. Tidak ada lagi yang ditolak. Pendapatan jadi jauh lebih baik,” ungkap Musahati, nelayan asal Soligi.
Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan turut memperlancar distribusi hasil tangkapan dan memperkuat roda ekonomi masyarakat pesisir Pulau Obi.












