JAKARTA, COBISNIS.COM – Harga emas mengalami penurunan pada hari Senin namun rebound tipis pada Selasa pagi.
Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan data ketenagakerjaan baru-baru ini mempengaruhi ekspektasi investor, yang mengurangi perkiraan pemangkasan suku bunga besar-besaran dari Federal Reserve pada bulan November.
Pada Selasa (8/10) pukul 5.52 WIB, harga emas spot tercatat sebesar US$ 2.643,43 per ons troi, sedikit menguat dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di US$ 2.642,59 per ons troi.
Pada Senin, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,41%. Sebelumnya, harga emas spot mencapai rekor tertinggi di US$ 2.685,42 per ons troi pada 26 September.
Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk kontrak Desember 2024 berada di angka US$ 2.662,70 per ons troi pada Selasa pagi, melemah 0,12% dibandingkan penutupan perdagangan Senin di US$ 2.666.
Dolar AS tetap bertahan di level tertingginya dalam tujuh minggu terakhir, membuat harga emas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Menurut Peter A. Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, penguatan dolar menjadi faktor penghambat jangka pendek yang mencegah harga emas mencapai rekor tertinggi baru.
Namun, Grant masih memprediksi bahwa potensi harga emas dalam jangka pendek bisa mencapai US$ 2.700 dan jangka panjang hingga US$ 3.000.
Permintaan terhadap emas sebagai safe haven dari ketegangan geopolitik dan ketidakpastian politik, terutama mendekati pemilihan umum AS, menurut Grant, tetap relevan. Emas batangan dikenal sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, terutama ketika suku bunga rendah.
Para pedagang saat ini memperkirakan kemungkinan 86% bahwa Federal Reserve hanya akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada bulan depan. Laporan ketenagakerjaan AS minggu lalu memperkuat keyakinan bahwa ekonomi AS masih kuat sehingga tidak membutuhkan pemotongan suku bunga besar hingga akhir tahun ini.
Pasar saat ini menantikan rilis risalah rapat kebijakan terakhir Federal Reserve serta data Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dirilis minggu ini.
Di sisi lain, bank sentral China telah menahan diri dari pembelian emas untuk cadangan selama lima bulan berturut-turut hingga bulan September. Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar IG, berpendapat bahwa dengan harga emas yang mendekati rekor tertinggi, China mungkin sementara menunda akumulasi emas lebih lanjut. Namun, tren pembelian logam mulia secara keseluruhan kemungkinan akan berlanjut.