JAKARTA, COBISNIS.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sepertiga dari total masyarakat kelas menengah di Indonesia pada tahun 2024 adalah penduduk muda yang tergolong Generasi Z (Gen Z) dan Generasi Alpha (Gen Alpha).
Berdasarkan data tersebut, jumlah total masyarakat kelas menengah mencapai 47,85 juta jiwa, dengan 24,12 persen di antaranya berasal dari kelompok Gen Z, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012.
Selain itu, 12,77 persen dari kelas menengah adalah Gen Alpha, yakni penduduk yang lahir antara tahun 2012 dan 2024.
Dengan demikian, sebanyak 36,89 persen atau sekitar 17,65 juta jiwa dari total kelas menengah terdiri dari generasi muda ini.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menegaskan bahwa satu dari tiga penduduk kelas menengah di Indonesia merupakan Gen Z dan Gen Alpha.
Selain generasi muda, BPS juga mencatat bahwa 24,6 persen dari kelas menengah terdiri dari generasi milenial (lahir antara 1981 dan 1996), yang berjumlah sekitar 11,76 juta orang.
Generasi X (lahir antara 1965 dan 1980) menyumbang 24,77 persen atau sekitar 11,85 juta orang dari total kelas menengah.
Di sisi lain, generasi yang lebih tua, seperti Boomers (lahir antara 1946 dan 1964) dan Pre-Boomers (lahir sebelum 1946), hanya menyumbang 12,62 persen dan 1,12 persen dari total kelas menengah.
Ini menunjukkan dominasi generasi yang lebih muda dalam struktur kelas menengah di Indonesia saat ini.
Dari segi pendidikan, mayoritas kelas menengah di Indonesia adalah lulusan SMA atau sederajat, dengan proporsi mencapai 37,07 persen. Disusul oleh lulusan perguruan tinggi yang mencapai 25,17 persen dari total kelas menengah.
Sementara itu, lulusan SD dan SMP masing-masing menyumbang 14,78 persen dan 17,55 persen dari populasi kelas menengah.
Sebaliknya, hanya 5,42 persen dari kelas menengah yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan menjadi faktor penting dalam menentukan status kelas menengah di Indonesia, dengan mayoritas berasal dari tingkat pendidikan menengah dan atas.
Kelas menengah menjadi perhatian utama berbagai pihak, terutama karena adanya fenomena penurunan jumlah kelas menengah setiap tahunnya.
Data BPS menunjukkan bahwa jumlah kelas menengah menurun secara signifikan dari 57,33 juta jiwa pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta jiwa pada tahun 2024.
Pada periode yang sama, jumlah masyarakat yang sedang menuju kelas menengah justru mengalami peningkatan setiap tahunnya, mencapai 137,50 juta jiwa pada tahun 2024.
Peningkatan ini mengindikasikan bahwa meskipun terjadi penurunan di kelas menengah, banyak masyarakat yang sedang dalam proses mencapai status tersebut.