JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta agar kontrak kerja sama antara PT PLN (Persero) dan PT Bukit Asam (Persero) atau PTBA perihal supply batu bara dapat diperpanjang. Adapun permintaan tersebut menyusul terjadinya kelangkaan batu bara dan liquefied natural gas (LNG) di dalam negeri.
Lebih lanjut, Erick mengaku sudah memanggil direksi PT PLN dan PTBA guna membahas mengenai kesepakatan kerja sama dalam jangka panjang tersebut.
“Jadi 25 persen itu nanti kontraknya bisa dialokasikan ke PTBA, tapi hitungannya memang cost plus. Artinya ini cost-nya kita buka angkanya, jadi terbuka supaya kalau sampai ada guncangan seperti saat ini reserve yang ada di PTBA bisa dipakai,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, 5 Desember.
Seperti diketahui, pada September tahun lalu, PLN mencatat akan mengamankan batu bara dalam jangka panjang dari perusahan pertambangan pelat merah tersebut. Adapun langkah tersebut dilakukan untuk menjamin keandalan listrik nasional dan mengatasi fluktuasi harga komoditas. Kekhawatiran terjadinya kelangkaan atau krisis batu bara pun benar-benar terjadi.
Karena itu, Erick menilai, situasi saat ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk mulai memetakan secara besar energi terbarukan kedepannya. Erick mengatakan pemetaan besar terkait hal ini sangat penting.
Menurut Erick, Kementerian ESDM juga telah meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) energi baru terbarukan yang harus diikuti oleh semua pihak.
Di samping itu, Erick mengaku telah menghubungi direksi PT Pertamina (Persero), PTBA, dan PLN untuk memastikan adanya kerja sama yang berkesinambungan dalam mengatasi kelangkaan sumber daya tersebut.
“Jadi besok kita akan putuskan beberapa rapat lagi secara virtual, karena kebetulan saya mengertilah kalau lagi lockdown (PLN) karena COVID-19 tidak bisa diapa-apain, tetapi tujuan kita juga baik bahwa saya dan Pak Arifin turun ingin melihat data secara detail shipping-nya, logistiknya itu letaknya dimana, kebutuhannya berapa,” tuturnya.