JAKARTA, Cobisnis.com – Daftar perusahaan Informasi dan Teknologi (IT) di Suryacipta City of Industry (Suryacipta) kian bertambah dengan bergabungnya perusahaan IT baru di Suryacipta.
Hal ini menunjukan bahwa meskipun ditengah kondisi pandemi yang masih berlangsung, terlihat jelas keseriusan para pelaku industri untuk mengembangkan bisnisnya di Suryacipta.
Abednego Purnomo, VP Sales & Marketing Suryacipta mengatakan “Melihat investasi dan bisnis di bidang IT yang semakin berkembang membuat kami kian bersemangat untuk merealisasikan mimpi Suryacipta menjadi home base bagi para pengusaha dan pelaku bisnis di bidang IT sejalan dengan pengembangan digital park di fase 3 kami”.
Perusahaan IT tersebut melengkapi perusahaan IT lain yang terlebih dahulu melakukan pembangunan di Suryacipta dan akan segera disusul oleh beberapa perusahaan IT lainnya di 2021.
Pertumbuhan perusahaan IT tidak dapat terlepas dari koneksi internet dimana menurut data dari e-Conomy SEA 2020 yang diterbitkan oleh Google, Temasek dan Bain & Company, terlepas dari tantangan perekonomian yang terjadi di tahun 2020, ekonomi berbasis internet di Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 11% dibandingan dengan tahun 2019.
Porsi terbesar dari pertumbuhan tersebut berasal dari kontribusi e-commerce yang meningkat sebesar US$ 11 Milyar. Sementara itu, penurunan terbesar tercatat dialami oleh sektor perjalanan online yang menurun sebesar US$ 7 Milyar.
Secara keseluruhan, ekonomi berbasis internet di Indonesia diperkirakan akan meningkat pesat dengan persentase pertumbuhan rata-rata sebesar 23% per tahun dan mencapai nominal US$ 124 Milyar pada tahun 2025.
Asian Development Bank menyatakan bahwa peningkatan volume perdagangan elektronik tersebut berdampak pada meningkatnya pertumbuhan data center di Indonesia.
Hal ini juga diamini oleh salah satu konsultan properti internasional, CBRE, dalam laporan APAC Data Center 2020 yang menyatakan bahwa permintaan data center di China, Indonesia dan India terus mendapatkan momentum.
“Potensi klien kami saat ini memang didominasi oleh perusahaan IT kemudian diikuti oleh perusahaan consumer goods serta otomotif” ungkap Abednego.
Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih suatu kawasan industri sebagai rumah dari perusahaan yang bergerak dibidang IT, yaitu listrik, jaringan internet dan air. Ketiga utilitas tersebut harus memiliki pasokan yang berlimpah, sistem pengelolaan yang stabil dan yang terpenting dapat diandalkan.
Terpilihnya Suryacipta menjadi rumah bagi perusahaan IT merupakan bukti bahwa infrastruktur dan utilitas Suryacipta telah mumpuni. Suryacipta memiliki Water Treatment Plant (WTP) dengan kapasitas 31,000 m3 per hari dan dapat bertambah, jaringan internet dan fiber optic yang stabil dari beberapa provider dan terus bertambah, serta pasokan listrik layanan premium dengankeandalan pasokan listrik yang sangat baik.
Seiring dengan upaya berkesinambungan untuk selalu memberikan pelayanan yang optimal, terutama agar jaringan internet dan fiber optic semakin handal, Suryacipta selalu terbuka untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan Internet Service Provider (ISP).
Abednego juga menjelaskan bahwa “Demi memenuhi kebutuhan tersebut, saat ini kami juga sedang melakukan diskusi mendalam dengan beberapa ISP terkait kerjasama penyediaan fiber optic di kawasan untuk memfasilitasi aktifitas bisnis para tenant”.
PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta) yang merupakan anak perusahaan dari PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah menggarap proyek terbaru mereka, smart city dengan konsep cerdas dan berkelanjutan yaitu Subang Smartpolitan (Smartpolitan), sebuah ekosistem lengkap dimana industri, hunian, fasilitas komersil, pendidikan dan kesehatan berada dalam satu kawasan.
Dalam mewujudkan kawasan industri 4.0 yang cerdas dan berkelanjutan, Suryacipta dan Smartpolitan terus melakukan pengembangan infrastruktur dan menerapkan smart system dalam kawasannya demi kepuasan para tenant dan membuka peluang baru bagi perusahaan di bidang IT lainnya.
Di masa yang akan datang, Suryacipta dan Smartpolitan diharapkan dapat menjadi tolak ukur atau contoh industri 4.0 bagi kawasan industri lainnya. Sehingga pada akhirnya dapat berkontribusi dalam pengembangan industri yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia sesuai dengan visi perusahaan yaitu “Building a Better Indonesia”.