• © Copyright 2025 Cobinis.com – All Right Reserved
Friday, December 26, 2025
Cobisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
No Result
View All Result
Cobisnis
No Result
View All Result
Home Humaniora

Duh Kacau, Laporan UNDP dan J-PAL SEA Tunjukkan Prevalensi Kekerasan Berbasis Gender Selama Pandemi Covid-19

Ahmad Kurniawan by Ahmad Kurniawan
March 16, 2021
in Humaniora
0
Duh Kacau, Laporan UNDP dan J-PAL SEA Tunjukkan Prevalensi Kekerasan Berbasis Gender Selama Pandemi Covid-19

Cobisnis.com – Sedikitnya 42 persen masyarakat yang disurvei telah melaporkan mengalami beberapa bentuk kekerasan berbasis gender (GBV) selama pandemi COVID-19, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab South East Asia (J-PAL SEA) yang diluncurkan pekan lalu.

Penelitian berjudul “Memahami Kesejahteraan dan Penghidupan Masyarakat Saat Pandemi COVID-19 di Indonesia” ini bertujuan untuk memahami dampak pandemi COVID-19 terhadap kekerasan berbasis gender dan pekerjaan mengasuh anak yang tidak dibayar.

Studi tersebut dilakukan secara online dan melalui wawancara telepon dari Oktober hingga November 2020, kepada lebih dari 1.000 responden di delapan kota. Sekitar 46,5 persen responden adalah perempuan. Responden berasal dari provinsi Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan.

Sementara delapan persen perempuan kehilangan pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan, persentase laki-laki yang menganggur lebih tinggi, yaitu 15,2 persen. 53 persen dari responden ini kehilangan pekerjaan karena tekanan ekonomi akibat pandemi.

Perubahan ini juga mempengaruhi kesehatan mental dan menyebabkan konflik keluarga karena terlalu lama dekat satu sama lain selain tekanan pengangguran dan stres.

Pekerjaan mengasuh yang tidak dibayar terdistribusi secara tidak merata di rumah tangga dimana perempuan menghabiskan lebih dari tiga jam untuk mengasuh anak dibandingkan dengan laki-laki yang melakukan pekerjaan yang sama tetapi hanya di bawah dua jam sehari.

“Apresiasi sebesar-besar nya saya berikan kepada UNDP bersama dengan J-PAL yang telah berkontribusi besar dalam penyusunan hasil laporan studi yang sangat berharga dalam situasi krisis yang sangat dinamis ini,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

“Saat ini ketersedian data yang valid dan reliable sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran berbagi pihak akan dampat COVID-19 bagi perempuan serta menjadi dasar pelatakan kebijakan yang berbasis data,” jelasnya.

Pandemi telah menghambat penyediaan layanan bagi para korban GBV. UNDP, pemerintah, dan para mitra kami telah berupaya untuk memastikan kelangsungan penyediaan layanan yang aman bagi para korban GBV. Tetapi respon yang paling efektif terhadap GBV adalah pencegahan. Dan pencegahan adalah fungsi pemberdayaan perempuan.

“Itulah mengapa kita harus memberdayakan perempuan baik di dalam rumah tangga, dan di tempat kerja, formal maupun informal serta memastikan kontribusi mereka kepada masyarakat,” kata Norimasa Shimomura Resident Representative UNDP Indonesia.

Studi tersebut mengkonfirmasi kenyataan bahwa perempuan terdampak secara tidak proporsional oleh situasi seperti pandemi, terutama dalam pekerjaan dan tugas mengasuh anak.

“Saya harap studi ini dapat berfungsi sebagai landasan untuk diskusi dan pengembangan kebijakan guna mengatasi beberapa kendala yang ditemukan selama penelitian kami,” kata kepala penelitian Prani Sastiono, Wakil Kepala Grup Kajian Ekonomi Digital dan Ekonomi Tingah Laku, LPEM FEB UI..

Studi tersebut juga menyimpulkan tidak ada perbedaan gender yang signifikan dalam hal pelecehan untuk semua jenis kekerasan. Responden perempuan dan laki-laki menyebutkan situasi keuangan, pengangguran dan kebutuhan untuk meluangkan waktu membantu anak-anak dengan pekerjaan sekolah mereka sebagai alasan kekerasan berbasis gender.

Responden perempuan melaporkan masalah terkait pekerjaan rumah tangga sebagai salah satu penyebabnya, sedangkan laki-laki melaporkan beban kerja yang berat dan jam kerja yang panjang sebagai alasan terjadinya kekerasan.

Premium WordPress Themes Download
Download WordPress Themes Free
Download Nulled WordPress Themes
Download Best WordPress Themes Free Download
udemy free download
download karbonn firmware
Download WordPress Themes Free
free download udemy course
Tags: covid-19Kekerasan berbasis genderPandemiUNDP

Related Posts

Pemerintah Aceh Minta Dukungan UNDP dan UNICEF Usai Banjir

Pemerintah Aceh Minta Dukungan UNDP dan UNICEF Usai Banjir

by M.Dhayfan Al-ghiffari
December 15, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Pemerintah Aceh resmi menyurati dua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNDP dan UNICEF, untuk terlibat dalam penanganan pascabencana banjir...

Vaksinasi Covid-19 Turunkan Risiko Anak Masuk IGD

Vaksinasi Covid-19 Turunkan Risiko Anak Masuk IGD

by Zahra Zahwa
December 15, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Sebuah laporan terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menunjukkan bahwa vaksinasi Covid-19...

Tepat 6 Tahun Perjalanan COVID-19

Tepat 6 Tahun Perjalanan COVID-19

by M.Dhayfan Al-ghiffari
December 3, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Enam tahun lalu, pada Desember 2019, seorang pria di Wuhan jatuh sakit dan menjadi kasus pertama COVID-19...

Pemuda Lokal Jadi Motor Ekonomi Berkelanjutan: UNDP, Kemenpora, dan UNESCO Perkuat Aksi Inovatif

Pemuda Lokal Jadi Motor Ekonomi Berkelanjutan: UNDP, Kemenpora, dan UNESCO Perkuat Aksi Inovatif

by Saeful Imam
August 11, 2025
0

JAKARTA, COBISNIS.COM - Memperingati Hari Pemuda Internasional 2025, UNDP Indonesia bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI serta UNESCO menggelar...

Pasar Karbon Biru Jadi Peluang Baru, ASEAN-Jepang Buka Jalan Investasi Hijau di Kawasan

Pasar Karbon Biru Jadi Peluang Baru, ASEAN-Jepang Buka Jalan Investasi Hijau di Kawasan

by Saeful Imam
May 22, 2025
0

JAKARTA, COBISNIS.COM - ASEAN, Pemerintah Jepang, dan UNDP secara resmi meluncurkan Proyek ASEAN Blue Carbon and Finance Profiling (ABCF) hari...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Klaim Kiamat Natal 2025, Ebo Noah Kini Sebut Akhir Zaman Ditunda

Klaim Kiamat Natal 2025, Ebo Noah Kini Sebut Akhir Zaman Ditunda

December 26, 2025
Emas Menuju Tahun Terbaik Sejak Era Presiden Jimmy Carter

Emas Menuju Tahun Terbaik Sejak Era Presiden Jimmy Carter

December 26, 2025
Inilah Lokasi Penjualan Tiket Pemenang Jackpot Powerball Rp28 Triliun

Inilah Lokasi Penjualan Tiket Pemenang Jackpot Powerball Rp28 Triliun

December 26, 2025
Yogyakarta Diprediksi Lebih Padat Saat Nataru, Jutaan Wisatawan Datang

Yogyakarta Diprediksi Lebih Padat Saat Nataru, Jutaan Wisatawan Datang

December 26, 2025
Viral Turbulensi Garuda di Sydney, Manajemen Pastikan Penerbangan Aman

Viral Turbulensi Garuda di Sydney, Manajemen Pastikan Penerbangan Aman

December 26, 2025
Selain Jogja, Bangkok dan Phuket Jadi Tujuan Wisata Favorit Turis Dunia

Selain Jogja, Bangkok dan Phuket Jadi Tujuan Wisata Favorit Turis Dunia

December 26, 2025
Detail Cincin Lamaran Justin Hubner, Berlian 1 Karat Harga Fantastis

Detail Cincin Lamaran Justin Hubner, Berlian 1 Karat Harga Fantastis

December 26, 2025
Umur 34 Masih Disebut Remaja, Ini Penjelasan Ilmiah Terbarunya

Umur 34 Masih Disebut Remaja, Ini Penjelasan Ilmiah Terbarunya

December 26, 2025
">
  • Redaksi
  • Profil
  • Media Kit
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Cyber
  • Kontak

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi & Bisnis
  • Nasional
  • Industri
  • Lifestyle
  • Humaniora
  • Kesehatan & Olahraga
  • Startup Center
  • Foto
  • Youtube

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved