JAKARTA,Cobisnis.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara konsisten terus berupaya menerapkan green economy, termasuk dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perseroan. Salah satunya lewat program Desa BSI di Meunasah Asan, Aceh Timur.
Di desa tersebut, BSI bersama dengan BSI Maslahat membantu peningkatan ekonomi masyarakat lewat pendampingan bagi petambak bandeng.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pemberdayaan dan pembangunan desa menjadi salah satu fokus BSI mendorong desa-desa binaan naik kelas. Baik dari sisi produktivitas maupun sosial ekonomi kemasyarakatan. Kali ini, BSI menggarap Desa Meunasah Asan Aceh Timur sebagai Desa Berdaya Sejahtera Indonesia untuk go global.
Hasil tambak bandeng seluas 200 Ha di Desa Meunasah Asan mencapai 60 ton dan mampu menembus pasar ekspor ke Korea Selatan dan Jepang. Dengan adanya pendampingan program bersama BSI, ditargetkan periode produksi menjadi 3 kali setahun dari semula hanya 1 kali dalam setahun.
BSI sendiri berperan selain sebagai mitra pendampingan, juga berperan sebagai penguhubung dengan standby buyer para petani sehingga harga hasil panen dapat sesuai harga pasar. BSI berharap dapat meningkatkan taraf hidup petani tambak bandeng di Desa Meunasah Asan.
“Program CSR kami akan difokuskan untuk pembangunan desa yang berkelanjutan melalui pola green project, yaitu green energy, green environment dan sustainability. Salah satunya adalah project desa binaan di Aceh Timur ini”, kata Hery.
Pada program Desa Binaan, BSI Bersama BSI Maslahat menerapkan tiga program utama dalam pendampingan. Pertama, pendampingan dan peningkatan produktivitas cluster perikanan tambak ikan bandeng, kemudian yang kedua adalah pemasangan solar panel di area tambak guna menggerakkan mesin kincir tambak sehingga jumlah produksi ikan bandeng kedepan dapat meningkat lebih baik sekaligus menjaga keberlanjutan melalui pemanfaatan energi terbarukan sinar matahari menjadi listrik.
Adapun yang ketiga, BSI memberikan 10 ribu pohon bakau yang akan ditanam di daerah pesisir Desa Meunasah Asan, yang berfungsi untuk mengurangi emisi karbon sekaligus pencegahan bencana.
Khusus untuk cluster perikanan, BSI fokus untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dimana semula petambak ikan hanya memiliki penghasilan panen 1 kali/tahun menjadi 3-4 kali/tahun. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup penerima manfaat dari mustahik menjadi muzakki.
Selain Desa Meunasah Asan Aceh Timur, saat ini BSI memiliki program Desa BSI sudah tersebar di 12 provinsi, 22 kabupaten, dan 24 desa di seluruh Indonesia, dengan penerima manfaat sebesar 1.600 kepala keluarga lebih. Terdapat berbagai klaster usaha yang dikelola oleh masyarakat dari program desa binaan ini seperti pertanian, peternakan domba dan kambing, perikanan, peternakan sapi, pertanian, kopi, hingga ekowisata.
Tujuan dari program Desa BSI ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa melalui program pemberdayaan dan diharapkan mereka nantinya bisa naik kelas dari mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pemberi zakat). Mereka akan difasilitasi melalui penguatan dan pengembangan sumber daya ekonomi lokal sehingga memberikan manfaat yang berkelanjutan.
BSI secara konsisten akan terus mendukung keuangan berkelanjutan. Terkait implementasi ESG (environmental, social, and governance), perseroan mencatat penyaluran pembiayaan hingga Juni 2022 mencapai Rp50,05 triliun. Sedangkan dana untuk Corporate Social Responsibility (CSR) perseroan yang mengusung konsep people, planet, dan profit (3P) bagian dari green project telah tersalurkan sebesar Rp84,1 miliar ke berbagai sektor socioeconomic.
“Ke depannya, kami berharap program Desa BSI ini bisa mencakup semua provinsi, kabupaten, dan desa di seluruh Indonesia. Sebab penguatan ekonomi masyarakat merupakan salah satu tujuan dari Sustainability Development Goals (SDGs). BSI terus berupaya menghadirkan program bermanfaat dan berkelanjutan, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan yang pasti harus ramah lingkungan,” ujar Hery.