JAKARTA,Cobisnis.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan bahwa laju inflasi inti sudah masuk dalam tren peningkatan pada 2022. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BPS Margo Yuwono kepada awak media awal pekan ini.
Menurut dia, telah terjadi kenaikan inflasi inti pada April 2022 menjadi 2,60 persen secara tahunan (year on year/yoy). Besaran ini merupakan level tertinggi sejak Juni 2020.
“Secara yoy inflasi inti di April 2022 adalah sebesar 2,60 persen. Itu merupakan yang tertinggi sejak Juni 2020 meskipun angka tersebut masih di bawah kondisi sebelum pandemi 2019,” ujarnya melalui saluran daring dikutip Selasa, 10 Mei.
Margo menambahkan, jika dicermati secara bulanan (month to month/mtm), inflasi inti juga cenderung berada dalam kondisi yang meningkat.
“Kalau kita lihat pada April 2022, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,36 persen secara month to month. Meski angka ini masih lebih rendah dari Januari 2022 yang sebesar 0,42 persen tetapi menunjukan tren yang mengalami perbaikan,” tuturnya.
Adapun, secara umum Margo menerangkan jika level inflasi pada April tercatat sebesar 3,47 persen yoy. Bukuan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya dengan masing-masing sebesar 2,64 persen di Maret, dan sebesar 2,03 persen pada Februari.
Untuk diketahui, inflasi inti merupakan salah satu pertimbangan pokok Bank Indonesia (BI) dalam menetapkan suku bunga acuan.
Dalam catatan VOI, Gubernur BI Perry Warjiyo sempat menyinggung soal niatan bank sentral untuk memperbaharui BI rate apabila terjadi pergerakan inflasi di dalam negeri.
“Kami akan terus memperhatikan perkembangan inflasi khususnya inflasi inti. Kalau inflasi intinya naik maka suku bunganya akan menyesuaikan,” katanya Jumat, 24 Desember 2021.
Sebagai informasi, otoritas moneter saat ini menetapkan kebijakan BI rate sebesar 3,50 persen. Level tersebut menjadi yang terendah sepanjang sejarah BI dan setelah dipangkas sebanyak enam kali sejak 2020 sebesar 150 bps.