JAKARTA, Cobisnis.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor nonmigas ke seluruh kawasan tujuan utama menurun secara bulanan atau month to month (mtm) pada Juni 2024 dibandingkan pada Mei 2024. Penurunan ekspor termasuk ke China yang merupakan negara dengan pangsa ekspor terbesar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa pada Juni 2024 ekspor nonmigas ke China tercatat sebesar 4,65 miliar dolar AS, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,73 miliar dolar AS. Selanjutnya pangsa ekspor ke China tercatat 23,71 persen dari total ekspor nonmigas Juni 2024.
“Tiga besar negara tujuan ekspor adalah China, Amerika Serikat, dan India,” ucap Amalia dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 15 Juli.
Selanjutnya, ekspor non migas ke Amerika Serikat tercatat sebesar 1,97 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 2,18 miliar dolar AS dengan pangsa ekspor sebesar 10,2 persen.
Kemudian, ekspor non migas ke India tercatat sebesar 1,84 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,95 miliar dolar AS dengan pangsa ekspor sebesar 9,40 persen.
“Nilai ekspor ke tiga negara ini memberikan share 43,13 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2024,” ujarnya.
Sementara, ekspor non migas ke wilayah ASEAN sebesar 3,62 miliar dolar AS, turun dibandingkan dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,79 miliar dolar AS dengan pangsa ekspor sebesar 18,47 persen.
Selanjutnya ekspor non migas ke Uni Eropa pada Juni 2024 tercatat sebesar 1,21 miliar dolar AS turun dibandingkan dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,61 miliar dolar AS dengan pangsa ekspor ke wilayah ini tercatat sebesar 6,18 persen.
Sebagai tambahan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Juni 2024 sebesar 20,84 miliar dolar AS atau turun 6,65 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya 22,33 miliar dolar AS.
Amalia menyampaikan penurunan kinerja ekspor tersebut didorong oleh ekspor minyak gas (migas) dan non migas. Adapun, kinerja nilai ekspor migas pada Juni 2024 tercatat 1,23 miliar dolar AS atau turun 13,24 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,42 miliar dolar AS pada Mei 2024.
Selain itu, nilai non migas juga turun menjadi 19,61 miliar dolar AS atau turun 6,20 persen dibandingkan dengan bulan sebelumya yang mencapai 20,91 miliar dolar AS.
“Penurunan nilai ekspor pada Juni 2024 secara bulanan terutama didorong oleh penurunan ekspor non migas yaitu pada komoditas bijih logam, kerak dan abu yang masuk dalam kelompok HS 26 ini turun sebesar 98,32 persen dimana andil terhadap ekspor non migas sebesar 4,57 persen,” Jelasnya.
Kemudian, ekspor logam mulia dan perhiasan permata dengan kode HS 71 turun 45,76 persen dengan andil terhadap ekspor sebesar 1,97 persen. Selanjutnya, ekspor nikel dan barang daripadanya (HS 75) turun 25,20 persen di mana andil terhadap ekspor nonmigas sebesar 0,96 persen.
Sementara penurunan ekspor migas terutama didorong oleh penurunan ekspor minyak tanah dengan andil 0,94 persen.
Sementara, nilai ekspor Juni 2024 ini tercatat naik 1,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 20,60 miliar dolar AS.
Amalia menyampaikan peningkatan ini karena didorong peningkatan ekspor non migas terutama dari barang besi dan baja HS 73, nikel dan barang daripadanya HS 75, dan Tembaga dan barang daripadanya dari HS74.