JAKARTA,Cobisnis.com – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dalam waktu dekat Garuda Indonesia tidak akan menambah armada, tetapi maskapai akan memaksimalkan penggunaan armada yang saat ini sudah dimiliki.
“Kita tidak bisa juga dapat dengan cepat menaikan jumlah pesawat di jangka pendek. Karena kita masih memerlukan perbaikan pemeliharaan pesawat. Pesawat yang kita operasikan ini sebagian masih tidak bisa terbang karena harus ada biaya pemeliharaan. Kita akan dorong 3 bulan ini supaya fleet kami di 2022 ini bisa operasional penuh,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 28 Juni.
Dengan begitu, Tiko sapaan akrab Kartika, mengatakan, diharapkan pada kuartal akhir tahun 2022 Garuda bisa benar-benar beroperasi penuh.
Sebab, Tiko mengaku, mendapat banyak komplain karena Garuda hanya melayani penerbangan satu kali dalam sehari.
“Diharapkan kuartal IV-2022 kita bisa benar memaksimalkan fleet kita, beroperasi penuh dan moga-moga masyarakat bisa mulai melihat Garuda dan Citilink bisa mulai hadir di banyak rute dengan slot yang lebih banyak,” ujarnya.
Tiko juga mengatakan, Kementerian BUMN dan manajemen Garuda Indonesia akan melakukan simulasi-simulasi rute penerbangan.
Dengan adanya perubahan jumlah fleet dan optimalisasi rute ini, kata Tiko, diharapkan di tahun ini depan Garuda akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik.
“Kita harus hati-hati menentukan rute mana yang menjadi rute utama kita. Bagaimana Garuda masuk ke segmen premium, Citilink masuk segmen LCC dan bisa optimal memberi layanan ke masyarakat. Tapi dengan profitabilitas yang memadai,” ujarnya.
Apalagi, kata Tiko, Menteri BUMN Erick Thohir telah meminta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk fokus pada rute penerbangan domestik. Dari total rute yang dioperasikan Garuda, 89 persen harus untuk domestik.
“Tapi seperti kata Pak Menteri Erick, kita akan mereduksi rute internasional kita dan kita akan fokus 80 persen di domestik,” ujarnya.
Meksi begitu, Tiko mengatakan Garuda masih tetap akan melayani rute internasional seperti umrah dan haji, serta rute lainnya seperti Jakarta-Singapura, Jakarta-Amsterdam dan Jakarta-Sidney yang akan menjadi core rute penerbangan internasional.