JAKARTA, Cobisnis.com – Amerika Serikat menyampaikan optimisme kuat terkait kemajuan negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia, namun masih belum jelas apakah Kremlin akan menyetujui proposal terbaru tersebut. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menunjukkan sikap positif setelah hari yang penuh pertemuan intens di Jenewa untuk meyakinkan Ukraina agar menerima proposal AS guna mengakhiri perang Rusia.
Rubio menyatakan banyak progres signifikan yang telah dicapai, bahkan Presiden Donald Trump yang sebelumnya mengkritik Ukraina kini disebut puas dengan laporan terbaru. Namun Rubio menolak menjelaskan detail negosiasi karena proses masih berjalan.
Keraguan muncul karena kompromi besar yang harus dilakukan Ukraina, termasuk usulan menyerahkan wilayah penting di Donbas yang selama ini menjadi garis merah Kyiv. AS mengusulkan wilayah itu menjadi zona demiliterisasi Rusia, namun menyerahkan tanah yang dipertahankan dengan pengorbanan besar tetap menjadi isu sensitif. Pembatasan jumlah pasukan Ukraina dalam proposal AS juga dikhawatirkan membuat negara tersebut rentan terhadap ancaman di masa depan.
Washington menegaskan bahwa Ukraina diharapkan mematuhi kesepakatan tersebut, bahkan mengancam untuk menarik dukungan militer bila Kyiv menolak. Pihak AS mengklaim draft terbaru sudah mencerminkan kepentingan keamanan Ukraina setelah pembahasan bersama pejabat AS, Ukraina, dan Eropa.
Meski proposal terbaru mungkin dapat diterima Ukraina, belum tentu Rusia akan menyetujuinya. Kremlin tetap bersikukuh pada tuntutan maksimalis dan belum mendapat tekanan besar dari AS. Rubio juga menghindari pertanyaan mengenai apakah Rusia diminta melakukan konsesi besar. Jika AS benar ingin mencapai “perdamaian komprehensif dan berkelanjutan,” meyakinkan Kremlin untuk berkompromi dapat menjadi langkah kunci.













