Cobisnis.com – Facebook pada Senin (12 Oktober 2020) mengumumkan akan menghapus dan memblokir konten yang menyangkal atau mendistorsi Holocaust. Facebook telah bertahun-tahun menghadapi masalah terkait penyangkalan Holocaust.
Jika ada pengguna yang mencari istilah Holocaust di platform-nya, pengguna akan diarahkan oleh Facebook kepada informasi yang kredibel dari sumber pihak ketiga.
Facebook telah lama menghadapi tekanan untuk mengambil tindakan terhadap perkumpulan teori konspirasi yang mengurangi atau menyangkal Holocaust, yakni pembunuhan 6 juta orang Yahudi oleh Nazi. Sebelumnya, konten-konten yang memuji Holocaust telah dilarang.
“Tetapi, dengan meningkatnya anti-Semitisme, kami memperluas kebijakan untuk melarang konten apa pun yang menyangkal atau mendistorsi Holocaust,” tulis CEO Facebook Mark Zuckerberg dalam posting blognya, Senin (13 Oktober 2020).
Pada tahun 2018 Zuckerberg berada di bawah pengawasan ketat karena membela hak para penyangkal Holocaust untuk memposting di platformnya.
“Saya orang Yahudi dan ada sekumpulan orang yang menyangkal bahwa Holocaust terjadi. Menurut saya itu sangat menyinggung,” kata Zuckerberg kepada penulis opini New York Times, Kara Swisher, melalui podcast beberapa waktu lalu.
Zuckerberg juga mengungkapkan pandangannya tentang topik yang sedang “berkembang” dengan ketersediaan “data yang menunjukkan peningkatan kekerasan anti-Semit.”
“Menarik garis yang tepat antara ucapan apa yang diterima dan tidak diterima tidaklah mudah, tetapi dengan keadaan dunia saat ini, saya yakin ini adalah keseimbangan yang tepat,” ujarnya.
Dalam posting blognya, Facebook menunjuk survei baru-baru ini yang menyatakan bahwa orang dewasa AS di bawah 40 tahun minim pengetahuan “dasar” tentang Holocaust.
Sementara dalam survei nasional, 63 persen orang dewasa AS berusia antara 18-39 tahun tidak tahu bahwa 6 juta orang Yahudi dibunuh, sementara 36 persen percaya “2 juta atau kurang orang Yahudi” telah dibunuh.