JAKARTA, Cobisnis.com – Konsumsi daging bukanlah kebiasaan baru dalam sejarah manusia. Berdasarkan berbagai temuan ilmiah, nenek moyang manusia telah mengonsumsi daging sejak sekitar 2,6 juta tahun lalu, jauh sebelum peradaban modern terbentuk.
Bukti awal konsumsi daging ditemukan melalui tulang-tulang hewan dengan bekas sayatan alat batu di wilayah Afrika Timur. Temuan ini menunjukkan bahwa manusia purba sudah memanfaatkan daging sebagai sumber makanan penting dalam kehidupannya.
Pada fase awal, manusia belum aktif berburu. Mereka lebih banyak mengambil daging dari bangkai hewan yang tersisa dari predator lain. Praktik ini dikenal sebagai scavenging dan menjadi langkah awal dalam pola konsumsi daging manusia.
Seiring waktu, kemampuan manusia berkembang. Sekitar 1,8 hingga 2 juta tahun lalu, spesies Homo erectus mulai menunjukkan pola berburu yang lebih terstruktur. Konsumsi daging pun meningkat secara signifikan.
Asupan daging memberikan energi tinggi yang sangat dibutuhkan manusia purba. Kalori dan protein dari daging membantu menunjang aktivitas fisik serta mempercepat perkembangan otak, yang menjadi salah satu ciri utama evolusi manusia.
Perubahan pola makan ini juga berdampak pada struktur tubuh manusia. Rahang menjadi lebih kecil, gigi berubah, dan sistem pencernaan beradaptasi mengikuti jenis makanan yang dikonsumsi secara rutin.
Dalam konteks sosial, konsumsi daging turut membentuk pola hidup berkelompok. Aktivitas berburu mendorong kerja sama, pembagian peran, serta komunikasi yang lebih kompleks antarindividu.
Secara ekonomi purba, daging menjadi sumber daya bernilai tinggi. Penguasaan wilayah berburu dan kemampuan mengolah makanan menjadi faktor penting dalam keberlangsungan hidup kelompok manusia.
Hingga kini, temuan mengenai awal konsumsi daging terus menjadi bahan kajian ilmiah. Diskusi ini juga relevan dengan isu modern seperti pola makan sehat, ketahanan pangan, dan keberlanjutan lingkungan.
Sejarah panjang konsumsi daging menunjukkan bahwa pola makan manusia selalu berkembang. Dari kebutuhan bertahan hidup hingga pilihan gaya hidup, makanan tetap menjadi bagian penting dari perjalanan manusia sebagai spesies.












