JAKARTA, Cobisnis.com – Di Jepang, ada dua kepercayaan besar yang hidup berdampingan: Shinto dan Buddha. Shinto adalah kepercayaan asli yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, sementara Buddha masuk pada abad ke-6. Meskipun berbeda, sejarah Jepang justru menunjukkan bagaimana keduanya saling menyatu dan mempengaruhi, sebuah proses yang dikenal sebagai shinbutsugo.
Contohnya, saat Tahun Baru banyak orang Jepang pergi ke kuil Shinto untuk berdoa. Tapi ketika ada upacara kematian atau momen yang berkaitan dengan leluhur, mereka mendatangi kuil Buddha. Praktik sehari-hari mereka memang menggabungkan unsur dari dua tradisi sekaligus.
Karena itu, ketika mereka ditanya “Agamamu apa?”, mereka menjawab “Aku tidak beragama.” Bukan berarti mereka benar-benar tidak punya kepercayaan, tapi karena mereka tidak memandang Shinto dan Buddha sebagai “agama” formal. Bagi sebagian besar masyarakat Jepang, keduanya lebih dilihat sebagai budaya dan kebiasaan hidup.
Misalnya, siswa sering berdoa ke kuil sebelum ujian penting, atau orang-orang menggantung omamori sebagai jimat keselamatan di mobil mereka. Kalau mereka benar-benar tidak punya keyakinan, hal-hal seperti itu tidak akan dilakukan.












