JAKARTA, Cobisnis.com – Negara-negara di Eropa dikenal memiliki sistem kesehatan gratis atau berbiaya sangat rendah bagi seluruh warganya. Kebijakan ini bukan hasil kebetulan, melainkan buah dari perencanaan ekonomi dan sosial yang panjang berbasis prinsip keadilan dan solidaritas publik.
Sistem ini berangkat dari pandangan bahwa kesehatan adalah hak dasar manusia yang wajib dijamin negara. Pemerintah Eropa menolak menjadikan layanan medis sebagai komoditas yang bergantung pada kemampuan finansial seseorang.
Konsep tersebut tumbuh kuat setelah Perang Dunia II, ketika banyak negara Eropa mulai membangun welfare state atau negara kesejahteraan. Prinsip dasarnya sederhana: yang kuat membantu yang lemah, dan semua warga berhak mendapatkan perlindungan yang sama di bidang kesehatan.
Pendanaan sistem kesehatan gratis ini terutama bersumber dari pajak. Negara-negara Eropa menerapkan pajak progresif dengan tarif tinggi bagi kelompok berpenghasilan besar dan korporasi. Dana pajak itu dialokasikan langsung untuk membiayai rumah sakit, obat, tenaga medis, hingga program pencegahan penyakit.
Secara umum, ada dua model utama yang digunakan di Eropa. Pertama, Model Beveridge seperti di Inggris, Spanyol, dan negara Skandinavia, di mana layanan dibiayai langsung oleh negara melalui pajak umum. Kedua, Model Bismarck seperti di Jerman, Prancis, dan Belanda, yang berbasis asuransi sosial wajib antara pekerja dan perusahaan.
Walau berbeda mekanisme, kedua model memiliki tujuan sama: memberikan akses kesehatan universal dengan standar pelayanan tinggi. Di sebagian besar negara Eropa, warga cukup menunjukkan kartu identitas atau asuransi nasional untuk mendapatkan perawatan tanpa biaya tambahan.
Keberhasilan sistem ini juga ditopang oleh efisiensi dan pengawasan ketat. Pemerintah mengontrol harga obat, menetapkan standar pelayanan, dan membatasi praktik komersialisasi kesehatan. Hasilnya, biaya medis per kapita justru lebih rendah dibanding negara maju dengan sistem swasta murni.
Selain itu, kebijakan kesehatan Eropa menekankan pencegahan penyakit. Program vaksinasi, edukasi publik, dan pemeriksaan rutin menjadi prioritas utama. Pendekatan ini dinilai lebih efektif dan murah dibanding membiarkan warga jatuh sakit baru kemudian diobati.
Kepercayaan publik menjadi fondasi lain yang tak kalah penting. Warga Eropa bersedia membayar pajak tinggi karena melihat hasilnya nyata: layanan kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial yang benar-benar bisa diakses semua kalangan.
Kini, sistem kesehatan gratis Eropa menjadi contoh dunia tentang bagaimana kebijakan pajak, efisiensi anggaran, dan solidaritas sosial bisa berjalan seimbang. Eropa menunjukkan bahwa layanan publik berkualitas bukan utopia, melainkan hasil dari komitmen dan tata kelola yang disiplin.














