Cobisnis.com-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkomitmen untuk menyelamatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akibat dampak pandemi Covid-19. Salah satunya melalui program restrukturisasi kredit.
Hal itu disampaikan Direktur BRI Sunarso dalam talkshow bersama Pengamat BUMN dan Dewan Pakar BUMN Track, Tanri Abeng. Menurutnya, saat ini yang penting adalah selamat, orientasi BRI adalah restrukturisasi UMKM dulu dan BRI berupaya agar sektor riil ini jangan sampai mati.
“Karena kalau UMKM mati, maka bank akan ikut mati juga. Maka kemudian kita sekarang harus sharing pain dan sakit ini kita tanggung bareng, sakit ini kita tanggung bersama untuk kemudian kita hidup bareng bareng dan sembuh bareng-bareng,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/7/2020).
Dia menyebut, pada krisis-krisis yang terjadi sebelumnya, sektor yang paling terdampak adalah korporasi besar, namun kini berbeda di mana seluruh sektor termasuk UMKM merasakan krisis yang terjadi. Namun beruntungnya, krisis demi krisis industri perbankan di Indonesia semakin siap dan sigap risk management-nya.
Sejak 13 Maret – 30 Juni 2020, BRI telah merestrukturisasi 2,9 juta nasabah UMKM dengan nilai kredit mencapai Rp 176,6 triliun.
Sementara itu, Tanri Abeng menegaskan, UMKM harus diselamatkan karena mereka merupakan pelaku ekonomi terbesar yang ada di Indonesia. Pemerintah juga harus memperhatikan UMKM karena mereka sedang terpuruk.
“Bagaimana caranya UMKM ini naik kelas maka mereka akan menjadi pelaku ekonomi yang signifikan,” imbuh Tanri Abeng.
Tanri Abeng juga mengutarakan konsep korporatisasi UMKM supaya peran mereka dalam mendorong perekonomian semakin signifikan. Dalam konsep ini, beberapa usaha kecil yang sejenis dikelompokkan dalam satu koperasi dan kemudian beberapa koperasi tersebut berkumpul untuk membentuk Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR).
“Itu (BUMR) bentuknya Perseroan Terbatas, jadi manajemennya jelas dan profesional, dan Presiden Jokowi menyebut hal itu sebagai holdingisasi koperasi,” paparnya.
Bila konsep ini berhasil dan terjadi korporatisasi maka lembaga perbankan akan semakin dipermudah karena bank memiliki nasabah yang sizeable hingga bisa komparatif dan bisa mengangkat ekonomi Indonesia yang memiliki potensi besar.
“Saya bisa melihat bahwa beban BRI sudah sangat berat, dan mungkin akan lebih berat lagi (apabila menjalankan korporatisasi) tetapi sangat menantang karena korporatisasi UMKM akan mengangkat ekonomi yang berbasis masyarakat luas,” pungkasnya.