JAKARTA, Cobisnis.com – Depresi Besar 1929 merupakan salah satu krisis ekonomi paling parah dalam sejarah modern, diawali dengan kejatuhan pasar saham AS pada 24 Oktober 1929, yang dikenal sebagai Black Thursday. Kejatuhan ini memicu kepanikan investor dan kebangkrutan bank di seluruh negeri.
Pengangguran meningkat drastis di Amerika Serikat, mencapai 25% angkatan kerja pada puncak krisis. Industri terhenti, produksi menurun hingga lebih dari 50% di beberapa sektor, dan jutaan keluarga kehilangan penghasilan serta tempat tinggal.
Rakyat banyak yang tinggal di “Hoovervilles,” perkampungan kumuh sementara. Anak-anak berhenti sekolah untuk membantu keluarga, sementara dapur umum dan bantuan amal menjadi penopang kebutuhan dasar masyarakat.
Dampak Depresi Besar tidak terbatas di AS. Negara-negara Eropa, Asia, dan Amerika Latin yang bergantung pada perdagangan dengan AS ikut terdampak. Ekspor menurun drastis dan perdagangan global menyusut signifikan.
Banyak bank Eropa menghadapi kebangkrutan, memicu proteksionisme dan pengenaan tarif tinggi untuk melindungi industri domestik. Kejatuhan ini memperlambat pemulihan ekonomi di banyak negara selama bertahun-tahun.
Presiden Herbert Hoover awalnya mengandalkan solusi sukarela dan bantuan terbatas, namun dampaknya minimal. Franklin D. Roosevelt kemudian meluncurkan New Deal, program besar untuk menciptakan lapangan kerja, menstabilkan bank, dan membangun infrastruktur nasional.
New Deal menjadi model intervensi pemerintah dalam ekonomi modern, memperluas peran negara dalam kehidupan sosial dan ekonomi rakyat. Banyak lembaga baru didirikan, termasuk Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk melindungi simpanan publik.
Krisis ini menekankan bahaya spekulasi berlebihan, kegagalan pengawasan bank, dan ketergantungan pada sektor ekonomi tunggal. Pelajaran ini masih dijadikan acuan dalam manajemen risiko keuangan hingga kini.
Depresi Besar juga memengaruhi kebijakan ekonomi global. Negara-negara mulai memperhatikan stabilitas moneter, regulasi pasar, dan pentingnya diversifikasi ekonomi sebagai penopang pertumbuhan jangka panjang.
Secara keseluruhan, Depresi Besar 1929 bukan hanya mengubah kehidupan rakyat Amerika, tapi juga membentuk sistem ekonomi dan regulasi global modern. Dampaknya masih relevan dalam studi ekonomi dan perencanaan kebijakan hingga saat ini.














