JAKARTA, Cobisnis.com – Perumda Dharma Jaya terus menegaskan komitmennya dalam melakukan transformasi bisnis dengan menempatkan tata kelola perusahaan berbasis GRC (Governance, Risk, and Compliance) sebagai pondasi utama. Langkah strategis ini diambil untuk memperkuat daya saing perusahaan sekaligus menjalankan peran penting sebagai BUMD DKI Jakarta dalam menjaga ketahanan pangan Ibu Kota.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, menekankan bahwa setiap proses bisnis dan pengambilan keputusan di perusahaan kini berlandaskan prinsip GCG (Good Corporate Governance).
“Transformasi bisnis yang kami lakukan bukan sekadar soal pertumbuhan komersial, tetapi juga bagaimana memastikan tata kelola berjalan transparan, akuntabel, dan patuh regulasi. Sebagai BUMD milik Pemprov DKI Jakarta, mandat kami adalah menjamin ketersediaan pangan protein hewani yang berkualitas dan terjangkau,” ujarnya.
Sebagai bagian dari transformasi, Dharma Jaya menerapkan prinsip GRC melalui kebijakan dan SOP yang terintegrasi dengan sistem digital. Hal ini ditujukan untuk memperkuat manajemen risiko, meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi pusat maupun daerah, serta memastikan setiap lini usaha mulai dari rantai pasok, produksi hingga distribusi berjalan efisien dan transparan.
Dharma Jaya juga mengoptimalkan fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) guna memperkuat keterbukaan informasi publik. Seluruh permintaan informasi masyarakat maupun media dilayani secara terbuka sesuai amanat UU No. 14 Tahun 2008.
Transformasi Menuju BUMD Modern dan Kompetitif
Langkah ini sejalan dengan arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar BUMD melakukan transformasi melalui lima pilar, yaitu kelayakan usaha, optimalisasi aset, manajemen piutang-utang, strategi pengembangan bisnis, serta tata kelola yang baik. Dengan demikian, BUMD tidak lagi hanya berfungsi sebagai perpanjangan pemerintah daerah, melainkan juga mampu menjadi entitas bisnis yang profesional, kompetitif, dan berdaya saing tinggi.
Raditya, yang sejak 2019 memimpin Dharma Jaya, gencar melakukan inovasi berbasis SDM, digitalisasi, dan efisiensi bisnis. Latar belakangnya sebagai lulusan Fakultas Hukum Universitas Trisakti dan pengalaman panjang di industri pengolahan daging menjadi bekal dalam menegakkan tata kelola berbasis GRC.
“Fokus awal saya adalah transformasi SDM agar mampu memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Setelah itu, kami percepat digitalisasi sehingga produk Dharma Jaya dapat menjangkau masyarakat lebih luas,” jelasnya.
Inovasi lain yang dijalankan mencakup distribusi daging langsung hingga ke tingkat kelurahan, penyelenggaraan bazar daging murah, vending machine di titik strategis, serta penyediaan produk dalam kemasan kecil (200 gram) agar lebih terjangkau. Dharma Jaya juga tengah menyiapkan pengembangan produk olahan daging untuk memperkaya pilihan protein hewani masyarakat.
Dengan kombinasi inovasi, efisiensi, dan diversifikasi produk, Raditya optimistis Dharma Jaya mampu meningkatkan pangsa pasar dari 5% menjadi 10% pada tahun ini.
“Transformasi BUMD tidak hanya berbicara soal kinerja bisnis, tetapi juga tentang memastikan ketersediaan pangan protein hewani yang sehat, berkualitas, dan terjangkau bagi seluruh warga Jakarta,” pungkasnya.













