JAKARTA, Cobisnis.com – Nilai tukar rupiah melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (11/9/2025) siang. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot bergerak ke Rp16.471 per dolar AS atau turun 0,01% pada pukul 12.30 WIB, setelah sehari sebelumnya sempat menguat ke Rp16.470 per dolar AS.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menilai pelemahan rupiah dipengaruhi oleh sentimen global, khususnya dari data ketenagakerjaan AS. Data terbaru menunjukkan perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 911.000 lapangan kerja lebih sedikit dari perkiraan sepanjang setahun terakhir, menandakan pasar tenaga kerja mulai melemah. Kondisi ini memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada bulan ini.
Di sisi lain, investor juga menanti rilis data inflasi AS untuk Agustus. Inflasi produsen (PPI) akan diumumkan Rabu, sementara inflasi konsumen (IHK) dirilis Kamis. Data tersebut akan menjadi ujian penting bagi spekulasi penurunan suku bunga lebih agresif.
Sentimen domestik turut membayangi rupiah, terutama rencana pemerintah menyiapkan stimulus tambahan guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, realisasi program yang lambat masih menjadi hambatan. Percepatan belanja negara dan program prioritas diharapkan mampu memberi dorongan signifikan pada ekonomi nasional dalam waktu dekat.
Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah tetap fluktuatif, dengan potensi ditutup di kisaran Rp16.420–Rp16.470 per dolar AS pada perdagangan hari ini.













