JAKARTA, COBISNIS.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam sebesar 6,12% pada perdagangan Selasa (18/3/2025), mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
Kepanikan pasar didorong oleh berbagai faktor global dan domestik yang memicu tekanan jual besar-besaran.
Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menyebutkan bahwa penurunan IHSG kali ini menunjukkan anomali jika dibandingkan dengan bursa Asia lainnya, seperti Nikkei yang naik 1,4%, Shanghai yang meningkat 0,09%, serta STI dan FKLCI yang masing-masing menguat 1%.
Ia menambahkan bahwa risk premium Indonesia saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat, ditandai dengan meningkatnya Credit Default Swap (CDS) ke 76 bps, depresiasi rupiah sebesar 0,6% selama Januari-Februari 2025, serta pelebaran spread Surat Berharga Negara (SBN) dengan US Treasury 10 tahun hingga 255 bps.
Selain faktor makroekonomi, tekanan jual asing juga menjadi pemicu turunnya IHSG. Hingga 17 Maret 2025, investor asing mencatatkan arus keluar sebesar Rp26,9 triliun.
Meski demikian, Audi optimistis bahwa tekanan outflow ini dapat mereda seiring dengan kebijakan relaksasi suku bunga, baik dari The Fed maupun Bank Indonesia.
Ia juga menilai bahwa fundamental ekonomi domestik yang masih cukup kuat dapat menjadi katalis positif bagi pasar saham.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menilai bahwa anjloknya IHSG juga dipengaruhi oleh polemik revisi Undang-Undang TNI.
Pembahasan revisi tersebut, yang memungkinkan TNI menduduki jabatan sipil, dinilai dapat menurunkan daya saing ekonomi, memperbesar konflik kepentingan, serta meningkatkan potensi korupsi.
Bhima menekankan bahwa langkah DPR dan pemerintah dalam membatalkan revisi ini dapat membantu meredakan gejolak pasar.
Jika situasi ini terus berlanjut dan capital outflow semakin besar, Bhima memperingatkan adanya potensi resesi ekonomi yang dapat memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dan konflik sosial di berbagai daerah.
Hingga penutupan sesi pertama perdagangan, IHSG ditutup melemah 395,87 poin ke level 6.076,08, dengan sektor teknologi, bahan baku, dan properti mengalami penurunan terdalam.












