JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bahwa harga tiket kereta api dan juga transportasi laut tidak akan mengalami kenaikan di periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Erick menyampaikan kebijakan ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto yang berkomitmen memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat dalam merayakan Nataru.
“Presiden juga meminta untuk tidak ada kenaikan terhadap harga tiket kereta api dan transportasi laut selama Nataru,” ujar Erick di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 20 Desember.
Pada kesempatan ini, Erick juga melaporkan kapasitas kereta api dan transportasi laut selama Nataru.
Dia bilang, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan kapasitas 3,5 juta kursi yang saat ini sudah terisi 50 persen.
Untuk angkutan laut, lanjut Erick, tiket kapal Pelni sudah terisi 58 persen.
“Tidak ada kenaikan harga tiket baik untuk kereta api maupun kapal laut,” ungkapnya.
Erick juga mengapresiasi kolaborasi antara Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam memastikan kelancaran operasional transportasi selama Nataru.
“Alhamdulillah selama dua bulan bekerja sama dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, hasilnya maksimal. Terima kasih Pak Menhub atas dukungannya,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi ada sebanyak 110,67 juta orang yang bepergian selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Di mana, 59,52 persen atau mayoritas masyarakat akan menggunakan kendaraan pribadi dalam berpergian.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan, data tersebut diambil dari survei yang sudah dilakukan Kementerian Perhubungan.
“Prediksi pilihan utama penggunaan kendaraan pribadi sebesar 53,78 persen atau sekitar 59,52 juta,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, di Jakarta, Rabu, 4 Desember.
Dudy pun merinci sebanyak 36,07 persen atau 39,92 juta masyarakat akan menggunakan mobil.
Sedangkan, 17,71 persen sisanya atau 19,6 juta orang akan menggunakan sepeda motor.
Sementara, sambung dia, jumlah masyarakat yang menggunakan angkutan umum lebih rendah dari pengguna kendaraan pribadi. Mengacu hasil survei, tercatat sebanyak 48,71 juta orang akan menggunakan angkutan umum di berbagai moda.
Rinciannya, 15,04 persen atau 16,64 juta orang menggunakan bus. 12,85 persen atau 14,22 juta orang menggunakan kereta api antarkota. Kemudian, 8,85 persen atau 9,8 juta orang menggunakan pesawat.
“4,9 persen atau 5,43 juta orang menggunakan kapal penyeberangan, dan 2,37 persen atau 2,62 juta orang menggunakan kapal laut,” tuturnya.