JAKARTA, COBISNIS.COM – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan bahwa penerapan efisiensi di Indonesia dapat menghemat anggaran hingga 40 persen. Menurutnya, langkah efisiensi tersebut dapat dicapai melalui peningkatan digitalisasi, pengurangan transaksi langsung, dan penguatan pengawasan dengan audit rutin. Sebagai contoh, ia menyebut Singapura sebagai negara yang berhasil menjalankan efisiensi dalam tata kelola pemerintahan.
Luhut menilai Singapura, meskipun memiliki populasi kecil, adalah model dalam kualitas sumber daya manusia dan efisiensi birokrasi. Hal ini disampaikannya melalui akun Instagram resminya pada Kamis (14/11/2024), dengan harapan agar Indonesia dapat meniru sistem efisiensi yang diterapkan negara tetangga tersebut.
Lebih lanjut, Luhut menjelaskan bahwa peningkatan digitalisasi, pengurangan transaksi langsung, dan audit berkala dapat membantu pemerintah menghemat antara 30 hingga 40 persen anggaran. Meskipun upaya mencapai efisiensi menghadapi berbagai tantangan, terutama dari faktor eksternal, Luhut percaya bahwa disiplin fiskal dan pengelolaan anggaran yang tepat dapat membawa Indonesia menuju efisiensi yang lebih tinggi.
Ia menekankan bahwa dengan penerapan transparansi, disiplin, dan progres berkelanjutan, target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan dapat tercapai. Dengan demikian, ia meyakini Indonesia akan mampu menempatkan diri sebagai kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di panggung internasional.
Luhut juga mengungkapkan bahwa sejak dilantik pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto telah menekankan fokus pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Luhut menjelaskan bahwa pencapaian target pertumbuhan bukan hanya sekadar mencapai angka, tetapi juga memastikan ekonomi Indonesia kokoh dan berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai target tersebut, Luhut mengusulkan digitalisasi pemerintahan sebagai langkah penting dalam mendukung efisiensi. Menurutnya, digitalisasi memungkinkan transaksi yang lebih transparan dan meminimalisir risiko korupsi dalam birokrasi. “Transparansi adalah kunci birokrasi yang efisien,” jelasnya, menekankan bahwa digitalisasi akan mengurangi peluang terjadinya suap.
Selain digitalisasi, Luhut juga menggarisbawahi pentingnya program hilirisasi. Ia menilai bahwa dengan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, nilai tambah ekspor akan meningkat dan daya saing Indonesia di pasar global akan bertambah.
Luhut juga menekankan komitmen Indonesia dalam menjalin hubungan baik dengan negara sahabat serta mitra dagang, dengan tetap mempertahankan sikap netral dalam berbagai kerja sama internasional yang saling menguntungkan.