BEKASI, Cobisnis.com – RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid di Kota Bekasi resmi menjadi pelopor di Indonesia dalam penerapan sistem “Zero Carbon Healthcare” yang berfokus pada pengurangan emisi karbon dalam sektor kesehatan. Langkah inovatif ini adalah hasil kolaborasi dengan Rima Ginanjar Zero Carbon Solutions, di bawah naungan ESQ Corp, yang mengadakan acara bertema “Operational Strategies with Energy Efficiency” pada 30 Oktober 2024. Dalam acara tersebut, Rima Ginanjar, B.A.Sc., M.Sc., selaku inisiator, menyampaikan komitmennya untuk menjadikan fasilitas kesehatan lebih ramah lingkungan dan efisien energi.
Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk meminimalisasi jejak karbon RSUD dan menjadikan rumah sakit sebagai contoh dalam upaya keberlanjutan lingkungan di sektor kesehatan. Rima Ginanjar mengungkapkan bahwa sistem kesehatan global bertanggung jawab atas sekitar 5% emisi gas rumah kaca (GHG) setiap tahunnya. Dengan demikian, penerapan sistem zero carbon dianggap krusial untuk mengurangi dampak lingkungan.
“Sistem zero carbon ini tidak hanya tentang desain bangunan, tetapi juga menyangkut upaya edukasi berkelanjutan bagi semua pihak terkait,” kata Rima, dalam keterangannya, Senin (4/11/2024).
Di Indonesia, dampak perubahan iklim semakin nyata dan mempengaruhi berbagai sektor, termasuk kesehatan. Sebagai tempat penyembuhan, rumah sakit memiliki tanggung jawab untuk tidak membebani lingkungan, dan sistem zero carbon menjadi upaya yang efektif dalam mencapai keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Rima menegaskan bahwa pendekatan zero carbon ini akan menciptakan fasilitas yang lebih sehat, baik bagi pasien maupun tenaga medis.
Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 peserta, termasuk dokter, tenaga kesehatan, dan perwakilan unit-unit RSUD lainnya. Direktur RSUD, Dr. dr. Kusnanto Saidi MARS, serta beberapa tokoh lain seperti Wisnu Aji Nugroho dari Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia dan Ary Ginanjar Agustian, turut berbicara mengenai pentingnya keterlibatan sektor kesehatan dalam mengurangi emisi karbon. Mereka sepakat bahwa inisiatif ini bukan hanya sebuah langkah teknis, tetapi juga sebuah tanggung jawab moral untuk generasi mendatang.
Dr. Kusnanto Saidi menyoroti kaitan antara kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama di Indonesia yang masih banyak berhadapan dengan penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA dan demam berdarah. “Dengan sistem zero carbon, kita tidak hanya menjaga kesehatan lingkungan, tetapi juga mengurangi biaya kesehatan yang meningkat akibat dampak perubahan iklim,” ujarnya.
Wisnu Aji Nugroho menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan kebijakan nasional yang diperkenalkan oleh pemerintah, yang telah membentuk Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BP3I-TNK). Badan ini bertugas untuk mengelola emisi karbon secara nasional dan memberikan panduan bagi berbagai sektor, termasuk kesehatan, untuk menerapkan strategi yang ramah lingkungan.
Sistem “Zero Carbon Healthcare” ini diharapkan akan menjadi inspirasi bagi rumah sakit lain di Indonesia untuk mengikuti jejak RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid dalam mengurangi emisi karbon. Dengan dukungan dari berbagai pihak, inisiatif ini memiliki potensi besar untuk mendorong keberlanjutan dalam sektor kesehatan, sekaligus menghadapi tantangan perubahan iklim global demi masa depan yang lebih sehat dan hijau.