JAKARTA, Cobisnis.com – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ungkapkan berdasarkan data Mandiri Spending Index (MSI), belanja masyarakat Indonesia menguat pada kuartal III 2024. Adapun pola belanja ini relatif berbeda dengan pola-pola di tahun sebelumnya dimana belanja cenderung stagnan pada periode ini.
Mengutip laporan MSI, indeks nilai belanja pada September 2024 sebesar 229,5 lebih tinggi 7,9 persen dibanding akhir Agustus 2024 senilai 212,6.
Selain itu pada 2024, tren penurunan inflasi direspon dengan meningkatnya pertumbuhan volume belanja, yang pada akhirnya mendorong kenaikan nilai belanja.
Hal ini berbeda dengan kondisi di 2023, yaitu rren inflasi melambat, namun pertumbuhan volume relatif stagnan, berimplikasi pada relatif melambatnya pertumbuhan nilai belanja.
Adapun secara spasial, tingkat belanja meningkat di semua wilayah, terutama Maluku & Papua dan Kalimantan, sementara Balnusra relatif stabil.
Sedangkan secara umum, porsi terbesar belanja masyarakat masih untuk kebutuhan sehari-hari sebesar 24,2 persen. Namun, di sisi lain, proporsi belanja leisures seperti sport, hobby, entertainment dalam tren meningkat dan merupakan yang tertinggi saat ini mencapai 6,4 persen.
Meski begitu, tren yang perlu diperhatikan yaitu menyeimbangkan kebutuhan sehari-hari dan memenuhi gaya hidup. Selain belanja kebutuhan sehari-hari, belanja lifestyle terus berkembang, terutama sejak kuartal IV 2023.
Adapun berdasarkan kelompok belanja, kelompok leisures dan mobility konsisten menguat sejak Agustus 2024. Yaitu kelompok leisures naik menjadi 179,4 pada September 2024. Di dalam kelompok ini, hanya belanja sport, hobby, entertainment yang masih meningkat dan mengalami akselerasi saat ini menjadi 439,0.
Sementara itu, kelompok belanja DS and beauty care tercatat turun menjadi 116,0, belanja hotel turun menjadi 137,2, dan belanja jewelry turun menjadi 102,0.
Sementara itu, belanja pada kelompok mobility meningkat jadi 279,6. Di dalam kelompok ini, belanja airlines dan gasolines meningkat sejak masa libur sekolah berakhir, masing-masing menjadi 300,2 dan 410,1.
Sementara yang lain melambat, seperti belanja otomotif menjadi 130,6, dan transportasi menjadi 267,9.
Meski demikian, pembiayaan konsumtif, baik dari perbankan maupun P2PL perseorangan dalam tren meningkat sejak kuartal IV 2023 dengan kualitas pinjaman yang semakin baik.
Selanjutnya, tingkat dan pertumbuhan tabungan untuk kelompok bawah membaik sejak Juni 2024. Hal ini agak berbeda dengan kelompok menengah dan atas, yang meskipun relatif stabil, namun tingkat dan pertumbuhan tabungan melambat di September 2024.
Sementara, persepsi kelompok menengah dan bawah terkait penghasilan saat ini lebih baik dibanding di 2023. Meskipun demikian, dibanding 2023, saat ini mereka cenderung lebih kuatir dengan ketersediaan lapangan kerja.
Meskipun tingkat keyakinan terkait ketersediaan lapangan kerja relatif telah pulih pada semua kelompok, namun ekspektasi penghasilan ke depan adalah hal yang paling dikuatirkan.
Menurut Bank Mandiri terdapat kecenderung perubahan pola status pekerjaan dari pekerja formal menjadi pekerja informal pascapandemi. Isu ini perlu diperhatikan, terutama karena informalitas berasosiasi dengan pendapatan yang lebih rendah, keterbatasan pengembangan keterampilan, serta biaya yang muncul karena keterbatasan jaminan sosial dan ketenagakerjaan.