Sementara itu, di Shanghai Futures Exchange (SHFE), kontrak tembaga untuk bulan Oktober yang paling aktif diperdagangkan mengalami penurunan 0,2%, menjadi 73.860 yuan (US$10.417,49) per ton.
Situasi ini dipengaruhi oleh dolar AS yang tetap kuat setelah data pengeluaran yang positif dirilis pada Jumat sebelumnya.
Dolar yang kuat membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional, yang pada akhirnya menekan harga logam.
Pasar kini menantikan laporan tenaga kerja AS yang akan dirilis minggu ini, yang dianggap sangat penting bagi keputusan The Fed terkait suku bunga. Permintaan tembaga dari China juga memberikan tekanan tambahan pada pasar.
Meskipun stok tembaga sempat menurun dalam beberapa pekan terakhir, penurunan harga sebelumnya telah mendorong pembelian, terutama menjelang musim gugur yang biasanya menjadi periode permintaan tinggi.
Selain tembaga, di LME, harga logam lain seperti aluminium turun tipis 0,1% menjadi US$2.445 per ton, nikel turun 0,7% menjadi US$16.650, seng turun 0,7% menjadi US$2.877, timbal naik 0,5% menjadi US$2.063, dan timah turun 0,9% menjadi US$32.055.
Sementara di SHFE, aluminium turun 0,5% menjadi 19.650 yuan per ton, timbal naik 0,2% menjadi 17.330 yuan, sedangkan nikel turun 2,7% menjadi 127.960 yuan, seng turun 0,9% menjadi 23.815 yuan, dan timah turun menjadi 260.290 yuan.