JAKARTA,Cobisnis.com – Bank Indonesia (BI) terus dorong kontribusi ekonomi riil melalui promosi investasi dan perdagangan produk Indonesia ke pasar global, termasuk Jepang.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, geliat investasi dan produk lokal diyakini mampu menjadi salah satu faktor yang pendorong pemulihan ekonomi nasional dan merupakan salah satu fokus kebijakan BI sebagai bank sentral.
Selain itu, BI juga melakukan dialog kebijakan antara BI dan para akademisi di Jepang terkait dengan bauran kebijakan BI yang diyakini mampu mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia.
Selain itu, Perry mengajak para investor potensial di Jepang untuk melakukan investasi di Indonesia sekaligus menekankan lima faktor utama yang dapat menjadi dasar pertimbangan untuk berinvestasi di Indonesia.
Pertama, makroekonomi Indonesia yang stabil, pertumbuhan yang tinggi, reformasi struktural yang terus berlangsung, akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan dan pengembangan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Adapun kesempatan ini menunjukkan betapa eratnya kerja sama Indonesia dan Jepang yang telah terjalin selama 65 tahun.
Perry menyampaikan, semangat dan jalinan kerja sama perlu semakin diperkuat karena kedua negara menghadapi tantangan global yang sama.
Kerja sama ini dapat dipererat salah satunya dengan meningkatan investasi Jepang di Indonesia.
Sebagai bentuk nyata dari upaya mendorong peningkatan investasi Jepang di Indonesia, BI bersama BKPM memfasilitasi business matching dengan investor untuk 10 proyek clean and clear (CnC) Indonesia yang terpilih melalui proses kurasi untuk ditawarkan kepada investor dan korporasi di Jepang.
Perry menyampaikan kesepuluh proyek terpilih tersebut bergerak di sektor energi terbarukan, jasa, dan kesehatan.
“Tingginya minat investor Jepang berinvestasi di Indonesia ditunjukkan dengan penandatanganan letter of intent (LoI) investasi pada sejumlah proyek di Indonesia,” jelasnya.
Perry berharap, forum ini secara konkrit dapat mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan secara berkelanjutan antarkedua negara.
Untuk mendukung iklim investasi di Indonesia juga dilakukan diskusi yang membahas seputar perkembangan investasi termasuk local currency transaction (LCT) Indonesia-Jepang yang tidak hanya akan memperlancar perdagangan melainkan juga investasi langsung antarkedua negara.
Dalam pembahasan mengenai LCT, yaitu penyelesaian transaksi bilateral yang dilakukan oleh pelaku usaha di Indonesia dan negara mitra dengan menggunakan mata uang lokal.
Selain itu, Jepang sebagai menjadi mitra dagang utama Indonesia dapat mengoptimalkan pemanfaatan LCT untuk mengurangi dominasi mata uang tertentu pada transaksi perdagangan dan investasi langsung antara Indonesia dan Jepang.
Implementasi LCT tersebut diyakini dapat bermanfaat antara lain untuk mendorong terciptanya kurs nilai tukar yang lebih efisien, pendalaman pasar keuangan dalam mata uang lokal, serta aspek teknis lainnya seperti kemudahan pembukaan rekening dan proses remitansi rupiah di Jepang.
Sejauh ini, LCT antara Indonesia dan Jepang yang mulai diimplementasikan sejak Agustus 2020 terus menunjukkan perkembangan yang positif dan berpotensi untuk terus dikembangkan, sejalan dengan terus meningkatnya transaksi perdagangan, yang didominasi sektor manufaktur, pertanian dan pertambangan kedua negara.