JAKARTA,Cobisnis.com – Saat ini dunia pekerjaan terus mengalami perubahan, terlebih dengan pengaruh dan perkembangan dari berbagai teknologi, termasuk kecerdasan buatan yang ada saat ini menjadikan produktivitas kerja yang lebih tinggi dan meningkatkan efisiensi. Tidak hanya mempermudah dalam mendapatkan peluang kerja, namun hal ini juga membantu dalam meningkatkan keterampilan kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi tantangan kerja di masa depan.
Membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, Populix meluncurkan laporan “Unveiling the Tech Revolution: How Technology Reshapes the Future of Work” yang membahas tentang pengaruh teknologi terhadap proyeksi pekerjaan di masa depan dan pengembangan kemampuan diri. Laporan ini dirilis bersamaan dengan acara Enterprise Webinar: Technology Adaptation for Future of Work yang digelar pada 26 Mei 2023, di Jakarta.
Pada kesempatan tersebut, Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu mengatakan “Merujuk pada hasil riset, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini bekerja dengan menggunakan bantuan platform yang dapat membantu karyawan untuk saling terhubung satu sama lain dan membantu produktivitas mereka. Cukup terhubung dengan internet masyarakat bisa bekerja dari mana saja dengan mudah. Kehadiran platform kecerdasan buatan juga membantu karyawan dalam meningkatkan kreativitas. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat mengikuti berbagai pelatihan dengan mudah dan murah.”
Platform yang banyak digunakan oleh masyarakat secara pribadi untuk mendukung produktivitas mereka adalah Zoom (77%), Google Workspace (54%), Microsoft Teams (30%), dan Skype (24%). Berikutnya, platform yang banyak digunakan oleh perusahaan adalah Zoom (68%), Google Workspace (49%), Microsoft Teams (31%), dan Google Product (19%).
Selanjutnya, 45% masyarakat saat ini juga menggunakan platform berbasis AI untuk menunjang efektivitas pekerjaan, seperti ChatGPT (52%), dan Copy.ai (29%). Platform tersebut banyak digunakan oleh masyarakat karena terdapat tools untuk bekerja (75%), banyak template untuk pekerjaan lainnya (53%), dan membantu mencari ide (44%). Penggunaan platform-platform tersebut juga diwajibkan oleh kantor, institusi, dan kampus untuk digunakan (26%).














