JAKARTA,Cobisnis.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi ekonomi digital Indonesia berpotensi tumbuh lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya dari sisi Gross Merchandise Value (GMV). Karena itu, Erick tidak ingin potensi besar yang dimiliki Indonesia ini justru dimanfaatkan negara lain.
Karena itu, kata Erick, pemerintah mendirikan Merah Putih Fund untuk pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Melalui Merah Putih Fund, pemerintah memberikan pendanaan bagi startup di Indonesia.
Lebih lanjut, Erick Thohir mengatakan bahwa pendanaan tersebut juga sebagai bantahan pemikiran bahwa startup hanya diinvestasi oleh asing. Kata Erick, BUMN setidaknya sudah melakukan investasi di 157 startup.
“Kita coba balance dengan ini yaitu kita masuk ke Soonicorn atau soon to be Unicorn yang valuasinya sudah mulai membesar dan founder-nya harus orang Indonesia, perusahaannya di Indonesia dan go public di sini,” katanya, dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook, Selasa, 22 Maret.
“Startup sudah 157 diinvestasikan BUMN melalui Telkom, Mandiri Capital, BRI dan lain-lain. Ini akan kami dorong naik kelasnya ke Merah Putih Fun dan kalau sudah Unicorn kami minta masuk ke INA. Ini yang kami lihat mengenai digital economy,” sambungnya.
Indonesia Investment Authority (INA) merupakan sovereign wealth fund Indonesia, kata Erick, lembaga tersebut merupakan hasil pemikiran dari arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di mana BUMN melakukan kolaborasi dengan Kementerian Keuangan untuk melahirkan INA.
Kata Erick, INA juga merupakan jawaban dari kritik mengenai utang negara untuk membangun infrastuktur. Dengan INA, kata Erick, pemerintah membangun infrastruktur melalui investasi dari negera asing.
“Selama ini banyak pihak ribut utang untuk infrastruktur. Ini jawabannya. Sekarang kami bangun infrastruktur dengan investasi dan dipercayakan banyak negara dari UAE, Eropa, Amerika Serikat, karena melihat potensi infrastruktur di Indonesia harus dibangun dan ini investasi melalui equity tidak lagi dengan utang,” ucapnya.