JAKARTA,Cobisnis com Konflik antara Rusia dan Ukraina kian memanas. Ketegangan kedua negara tersebut berdampak pada pasar keuangan di dunia yang bereaksi negatif, tak terkecuali Indonesia.
Hal tersebut terlihat pada indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah yang mengalami pelemahan pada Kamis, lalu.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengkhawatirkan dampak dari ketegangan kedua negara tersebut kapada pasar keuangan. Menurut dia, konflik tersebut akan membuat pasar keuangan di dunia bereaksi negatif.
“Dampak segera dari ketegangan atau bahkan perang Rusia dan Ukraina utamanya ada di pasar keuangan. Saya perkirakan pasar keuangan di seluruh Dunia akan bereaksi negatif. Indeks akan terkoreksi dan harga Surat berharga turun sehingga imbal hasil (yield) akan meningkat,” katanya, Jumat 25 Februari.
Lalu bagaimana saran untuk para investor?
Piter mengatakan meskipun harga diperkirakan terkoreksi, namun investor diingatkan untuk tidak panic selling.
“Utamanya jangan panic selling. Harga diperkirakan terkoreksi, tapi enggak perlu panik. Terutama untuk yang masih bisa investasi jangka panjang,” tuturnya.
Selain itu, Piter juga menyarankan para investor untuk mengikuti berita perkembangan konflik kedua negara tersebut. Lalu, menganalisanya untuk mengambil keputusan.
“Sebaiknya wait and see dulu. Ikuti berita perkembangan terkait konflik ini secara saksama. Analisis, baru ambil keputusan,” ucapnya.
Sekadar informasi, ketegangan Rusia dan Ukraina meningkat, bahkan menuju ke perang fisik. Rusia pun melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina melalui darat, laut dan udara pada Kamis 24 Februari 2022. Bahkan hal tersebut dinilai menjadi serangan terbesar sesama negara Eropa sejak Perang Dunia II.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah meminta semua warga negaranya untuk siap maju melawan pasukan Rusia. Ia mengatakan negara akan membekali senjata kepada rakyat yang bersedia maju untuk melawan militer Rusia.