JAKARTA, Cobisnis.com – Pandemi telah mempercepat adopsi digital di kalangan konsumen termasuk di industri perbankan. Maka penguasaan ekosistem digital menjadi faktor kunci memenangkan persaingan. Kini semua bank berlomba melakukan sinergi melalui integrasi untuk menguasai ekosistem yang mewadahi segala kebutuhan nasabah. Karenanya persaingan di industri perbankan menjadi kian ketat termasuk dengan hadirnya neo bank.
Berdasarkan hasil survei Inventure-Alvara, semua banking akan berlomba mendapatkan kepercayaan konsumen. Sebanyak 93% responden menjawab lebih percaya model perbankan yang berbasis digital bank dibanding neo bank. Sama halnya dengan model perbankan yang lebih disukai.
Sementara itu, ke depannya, phydigital atau physical dan digital experience akan semakin massif terlihat dari hasil survei Inventure-Alvara yang menunjukkan bahwa 44,4% responden akan melakukan transaksi layanan secara online sebagian offline, dengan transaksi offline terbanyak yaitu menabung 77,4% dan membuka tabungan sebanyak 76,5%.
Andreas Kurniawan, Chief Digital Officer Bank Danamon. Rico Wardhana, Head of Digital Banking Product Bank Syariah Indonesia.
Semenjak dua tahun lalu, akibat disrupsi digital dan pandemi terjadi akselerasi luar biasa perubahan perilaku konsumen perbankan. Menurut Andreas Gunawan, Chief Digital Officer Bank Danamon, pergeseran preferensi konsumen dalam layanan perbankan menuju ke arah Phygital (physical-digital). Ke depan layanan hibrida akan semakin diminati dan memainkan peran penting.
Hal itu disampaikannya dalam Indonesia Industry Outlook 2022 yang digagas oleh Inventure-Alvara-Ivosight. “Ada semacam significant shift. Customer fokus pada hal-hal (yang dirasa) gak penting dengan mengandalkan remotes. Implikasi dari perubahan customer traffic, penggunaan ATM (jadi) turun. Sementara digital banking naik.” jelas Andreas.
Selain itu, Andreas juga menambahkan bahwa konsumen cenderung memilih layanan yang memudahkan kehidupan mereka sehari-hari. “Aplikasi yang memudahkan kebutuhan hidup unggul. Top up kepada aplikasi naik drastis: e-money, virtual account”, katanya.
Secara garis besar menurut pandangan Andreas ada tiga besar shifting consumer di dunia perbankan. “Tiga besar itu adalah phygital, naiknya traffic digital dan perubahan dari segi investasi”, pungkasnya.
Di sisi yang lain, dalam forum yang sama, Rico Wardhana yang sekarang menjabat sebagai Head of Digital Banking Product Bank Syariah Indonesia berpendapat bahwa dalam shifting consumer salah satu komponen yang penting adalah user exeperience dan pentingnya ekosistem untuk menunjang bisnis di era digital agaimana ekosistem menjadi modal yang harus dipegang. “Bagaimana bisa menggabungkan dan mengintegrasikan dengan layanan perbankan, sehingga memunculkan (layanan yang) mudah”, terang Rico.
Finansial Super Apps Becomes Mainstream
dalam perkembangannya ke depan. Super Apps akan menjadi sesuatu yang mainstream. Bagi lini bisnis yang tidak punya super Apps akan dianggap ketinggalan zaman. Meski demikian dalam membangun super apps perlu juga dipertimbangkan demand customer.
Tiga komponen utama dalam memenangkan pertarungan Super Apps adalah teknologi harus advance, konten layanan dengan dekat dengan customer, dan uniqueness .“Jadi semuanya harus clear”, papar Rico Wardhana.
Rico percaya bahwa pertarungan untuk super Apps baru saja dimulai. “Jadi semakin banyak claim tentang super apps maka pertarungan akan baru dimulai. Bank-bank besar, juga (mulai) menunjukkan kuat customer basednya.”, katanya.
Terkait dengan Super Apps, Andreas Kurniawan mempunyai pendapat yang senada dengan Rico Wardhana. Pertarungan Super Apps baru saja dimulai. Komponen paling penting adalah bagaimana setiap brand bisa menunjukkan uniquenessnya. “Ini (tentang) siapa yang tercepat dan bisa mengantisipasi customer behaviour”, kata Andreas kepada moderator dalam sesi I Indonesia Industry Outlook 2022, tema Digital Banking dan Sharia Banking.
Wining The Market
Menurut Andreas, dalam untuk memenangkan kompetisi dalam bisnis perbankan, kita perlu melihat teknologi hanya medium yang enabler. Faktor paling penting adalah transformation people dan culture.
Bagaimana memastikan karyawan kita, dari sisi mindset, dan metode working yang baru mengalami upgrading. “Peningkatan upgrade skill yang kita kedepankan”, paparnya.
Penting juga untuk memanfaatkan sister company dan hubungan Danamon dengan client. Selain itu perlu juga ditingkatkan dari cara melayani customer. “Ya cara kita berjualan harus berubah, dan itu menjadi challenge”, tutupnya.
Sementara menurut Rico Wardhana semakin banyak customer bisa engaged dengan produk kita maka dialah yang akan menjadi pemenang. “Bisa dilihat dari stay longernya, lamanya mereka menggunakan apps., kata Rico.
Lebih lanjut Rico menambahkan, harus ditonjolkan sesuatu yang menjadi uniqueness dan merupakan keunggulan yang paling strong dari konten super apps. Kesetiaan customer mesti penjadi prioritas utama. Kian hari, di era yang sangat digital kesetiaan customer terasa semakin mahal, “Orang akan mudah beralih dari super apps satu ke super apps lain”, tutup Rico.