JAKARTA, Cobisnis.com – Lebih dari satu dekade, BTPN Syariah membuka akses kepada jutaan nasabah inklusi di pelosok Indonesia, melalui pelayanan dan pendampingan yang terukur dan berkelanjutan.
Pendekatan yang unik dengan cara menjemput bola, melayani serta mendampingi langsung ke sentra sentra nasabah memberikan pembelajaran yang penting bagi bank dalam menciptakan produk dan layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Seiring berjalannya waktu, dimana nasabah yang termasuk dalam segmen ultramikro ini telah bertumbuh, maka Bank telah merancang layanan digital yang paling sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan nasabah inklusi menyerap teknologi. Inovasi ini terus disempurnakan di waktu mendatang.
Sejatinya, pendekatan dengan teknologi ini telah dimulai lebih dari 5 tahun lalu. Hingga saat ini, BTPN Syariah terus menerus mengoptimalkan peran nasabah inspiratif, yakni mereka yang telah tumbuh bersama siklus pembiayaan yang cukup panjang.
Mereka bertindak sebagai mitra bank, yang disebut Mitra Tepat. Tidak hanya melayani transaksi keungan nasabah inklusif, Mitra Tepat juga berkesempatan untuk turut melakukan edukasi digital kepada nasabah inklusi.
“Secara tak langsung mitra tepat ini telah memperkenalkan dan membawa layanan perbankan pada eksosistem nasabah inklusi. Nasabah yang ingin memiliki rekening, dapat menyampaikan kepada Mitra Tepat untuk diteruskan proses verifikasinya oleh Bank. Melalui verifikasi biometrik tanpa perlu menghafal PIN, Nasabah Iklusi tidak hanya mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi namunya juga keamanan yang tinggi,” tutur Arief Ismail, Direktur Kepatuhan & Sekretaris Perusahaan BTPN Syariah di Jakarta, Selasa (7/9/2021).
“Di sisi lain, teknologi digital yang dikembangkan ini turut memberikan berbagai macam pengetahuan nasabah untuk peningkatan kehidupan mereka, termasuk mengembangkan usaha. Inilah yang kami sebut teknologi untuk kebaikan, teknologi yang tidak memaksakan, tetapi justru memudahkan kehidupan mereka,” tambahnya.
Bank juga telah mengoptimalkan proses automasi pelayanan, di mana seluruh tim di lapangan telah menggunakan aplikasi termutakhir dalam melayani nasabah inklusi.
“Kami meyakini bahwa dalam melayani nasabah inklusi tetap diperlukan pendampingan yang tepat serta pelayanan sepenuh hati. Segmen nasabah inklusi adalah segmen yang unik, mereka tidak hanya butuh aplikasi yang cangih dan menjaga transaksi mereka. Mereka membutuhkan sentuhan yang humanis, yang menjadi teladan mereka dan membentuk perilaku yang unggul. Sentuhan tersebut mereka rasakan dari sosok-sosok tangguh, para melati putih bangsa kami di lapangan yaitu para community officer,” tegas Arief.
“Dengan demikian, pada akhirnya bukan kecanggihan teknologi saja yang mereka butuhkan, namun bagaimana teknologi tersebut dapat mereka manfaatkan semaksimal mungkin dengan pola edukasi yang tepat. Inilah yang kami sebut High Tech High Touch, yang secara intens dilakukan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Perseroan telah mempublikasikan hasil kinerja sampai dengan semester satu tahun 2021 pada akhir Juli lalu. Perseroan mencatatkan telah mengumpulkan Dana Pihak Ketiga Rp10,61T, menyalurkan pembiayaan sebesar 10,05T, dengan menjaga rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) sebesar 2,4%.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih kuat di posisi 52%. Total aset tumbuh 14% menjadi Rp 17,41T, dan mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp770 M.