JAKARTA, Cobisnis.com – PT Indo Oil Perkasa (IOP) menjadi perusahaan pengolah kopra pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX: OILS) pada awal September 2021. IOP merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa yang berdiri pada tahun 2016 di Mojokerto, Jawa Timur.
IOP memproduksi minyak kopra (Crude Coconut Oil) beserta turunannya, yaitu minyak kelapa olahan (RBD Coconut Oil), serta bungkil kopra (copra meal). Produk-produknya telah dipasarkan ke Sri Langka, Malaysia dan Tiongkok, dan siap diluncurkan ke negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Pertumbuhan IOP begitu pesat sehingga pada tahun 2020 sudah mampu berada di urutan ke-7 eksportir minyak kopra di Indonesia (lihat tabel di bawah) dengan penjualan hampir mencapai Rp300 miliar atau naik 300% dalam tempo lima tahun.
(Sumber: Volza Grow Global)
Selain memproduksi minyak kopra (CNO) biasa, IOP juga memproduksi CNO premium dengan kualitas hamper setara dengan minyak kelapa yang telah melalui proses penyulingan (refinery).
Ini berarti CNO premium produksi IOP memiliki kandungan asam lemak bebas maksimal 3% saja serta nihil kandungan alfatoksin dengan warna yang mendekati minyak goreng kelapa (RBD). Namun IOP tetap akan membangun pabrik penyulingan minyak goreng untuk dipasarkan ke dalam dan luar negeri.
Saat ini kapasitas produksi IOP mencapai 100 ton CNO per hari atau setara dengan 150 ton kopra per hari. Rencananya kapasitas produksi akan segera ditingkatkan menjadi 300 ton per hari.
Operasional produksi ditunjang oleh gudang yang dapat menampung 4.000 ton bahan mentah, tangki minyak dengan kapasitas 500 ton, serta gudang kopra berkapasitas 3.000 ton.
Bahan mentah diambil dari lahan perkebunan yang berada di lokasi strategis di Mojokerto, sekitar 59 km dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dengan adanya akses tol Trans Jawa, kegiatan distribusi dan logistik lebih dinamis karena waktu tempuh dari gudang ke pelabuhan menjadi sangat singkat.
Prospek CNO saat ini begitu menjanjikan karena tuntutan pasar lebih besar dari pasokan. Negara-negara yang memproduksi produk turunan CNO seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Tiongkok, dan lainlain membutuhkan pasokan dari negara-negara produsen kelapa yang tergabung dalam Asia Pacific Coconut Community (APCC), di mana Indonesia termasuk di dalamnya.
Oleh sebab itu IOP berencana membuka pasar baru di Thailand, Turki, Timur Tengah, dan Eropa dan saat ini sedang menyiapkan perizinannya.
IOP sendiri membidik pasar internasional karena harganya lebih tinggi disbanding pasar dalam negeri. Dalam tiga tahun terakhir (2017 – 2019), seperti yang tertuang di dalam tabel di bawah, marjin EBITDA terlihat meningkat dengan konsisten.
Saat ini IOP resmi tercatat sebagai produsen CNO pertama dan satu-satunya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.