Cobisnis.com – Hari ini Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk membahas rencana Kementerian BUMN yang akan membentuk Holding Ultra Mikro dengan menggabungkan tiga BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Di mana, anggota komisi XI dan direksi ketiga perseroan membahas perihal pokok pikiran terkait rencana pembentukan Holding Ultra Mikro.Pertemuan ini merupakan RDP lanjutan yang pernah digelar pada 8 Februari 2021 lalu.
Anggota DPR Komisi XI dari fraksi PDI Perjuangan Dolfie OFP menilai, Pegadaian selama ini sudah berhasil menciptakan produk keuangan yang cepat dalam menenuhi kebutuhan likuiditas pelaku usaha mikro,begitu pula PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pun dinilai konsisten memberi pendampingan kepada pelaku UMKM dan terus melakukan upaya pemulihan dan pengembangan usaha pelaku mikro yang belum tergarap perbankan.
BRI sebagai salah satu bank pelat merah terbesar saat ini memiliki kekuatan modal, likuiditas dan teknologi yang kuat untuk mendorong UMKM agar naik kelas,ucap Dolfie.
Dolfie pun mengatakan”Semua karakteristik tersebut akan disinergikan sehingga semua kebutuhan keuangan yang variatif dari pelaku mikro dapat difasilitasi dalam satu holding,”
Hal itu diyakini dapat membuat kinerja BRI, PNM, dan Pegadaian menjadi lebih optimal dan memberi efisiensi bagi operasional.
Dolfie menjelaskan Komisi XI DPR akan proaktif dalam mengawal pembentukan Holding Ultra Mikro ini. Semua bentuk sinergi dan komunikasi akan dipastikan berjalan dengan lancar sehingga holding baru dapat langsung beroperasi dengan optimal pada masa efektifnya.
Holding Ultra Mikro bertujuan mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta pelaku usaha ultra mikro yang mayoritas belum tersentuh layanan perbankan.
Melalui integrasi ekosistem, rasio pelaku usaha ultra mikro yang tidak terlayani lembaga keuangan formal dapat diturunkan dari 68 persen pada 2018 menjadi 42 persen pada 2024.
Di tempat terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai BRI selaku pemimpin dalam holding ini memiliki kepercayaan investor yang besar dengan kapitalisasi pasar Rp583 triliun.
Dia menjelaskan proses pembentukan holding ultra mikro pada intinya akan memberi manfaat ke banyak pihak. Bagi BRI, menurut Nafan, hal ini akan membantu percepatan ekspansi pembiayaan UMKM sehingga sektor ini dapat menjalankan peran dan meningkatkan kapasitasnya dalam perekonomian.
Bagi Pegadaian dan PNM, holding akan membuat struktur lembaganya menjadi lebih kuat. Sumber daya manusia (SDM) dan sistem informasi yang dimiliki keduanya tentu akan meningkat seiring dengan integrasi BRI. Integrasi serta karakteristik yang beragam akan membuat solusi keuangan bagi pelaku usaha mikro semakin lengkap dan murah,jelas Nafan.
Nafan berpendapat, efisiensi yang dihasilkan dari aksi korporasi ini tentu akan ditransmisikan ke suku bunga pembiayaan nasabah UMKM.