Cobisnis.com – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melanjutkan komitmen terhadap pembangunan dan pengembangan UMKM. Selain memegang peran kunci dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional di tengah pandemi, UMKM terbukti “tahan banting” di tengah kontraksi yang terjadi di masa yang penuh tantangan ini.
Laporan keuangan BBRI menyatakan kredit mikro BRI tumbuh double digit 14,18 persen, kredit kecil dan menengah sebesar 3,88 persen dan kredit konsumer 2,26 persen. Porsi atau portofolio kredit UMKM BRI meningkat dari 79% pada 2019, menjadi 82,13 persen dari total seluruh kredit BRI pada 2020.
“BRI memang fokusnya kepada bisnis mikro, namun memberikan dampak makro terhadap perekonomian Indonesia,” kata Direktur Utama BRI Sunarso di Jakarta, Rabu (3 Februari 2021).
BRI telah mengalokasikan seluruh resources untuk merestrukturisasi dan melakukan penyelamatan terhadap UMKM di Tanah Air. Upaya ini semakin kuat di tengah pandemi.
Kredit yang disalurkan BRI hingga Desember 2020 mencapai Rp 938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen year on year. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit nasional yang diperkirakan OJK di kisaran minus 1 hingga 2 persen.
Menurut Sunarso, pertumbuhan kredit BRI diiringi dengan perbaikan kualitas kredit yang sehat dan terjaga. Fakta ini diperlihatkan dengan rasio NPL BRI sebesar 2,99 persen dan NPL Coverage mencapai 237,73 persen.
“Besarnya pencadangan ini merupakan bentuk strategi perseroan untuk menjaga kinerjanya agar terus tumbuh secara sustainable,” ujarnya.
Sunarso kemudian mengatakan, jika di kemudian hari BRI harus menghadapi ketidakpastian, maka kinerja perusahaan akan tetap terjaga karena sudah mencadangkan lebih dari cukup terhadap resiko yang mungkin timbul.
BRI membukukan laba sebesar Rp 18,66 triliun pada 2020.
“Memang menurun dibandingkan tahun lalu, karena kita memang harus mencadangkan cukup besar untuk meng-cover penyelamatan UMKM,” jelas Sunarso.
Manajemen BRI optimis tahun ini pertumbuhan kredit perseroan di atas rata-rata industri nasional. Dengan faktor pendukungnya yakni loan to deposit ratio masih terjaga di level 83,70 persen, dibarengi perbaikan daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga.
“2021 kita cukup optimis dan confidence, tentunya kita fokus ke pertumbuhan mikro. Loan growth 2021 kita set di kisaran 6-7 persen. LDR-nya di kisaran 85 persen dan untuk NIM kita jaga kisaran 6,3 persen,” kata Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno.